Saat ini kita menganggap wajar jika anak
mempunyai sumber kehidupan yang berbeda dengan orang tuanya. Anak petani tidak
menjadi petani tetapi berdagang periuk belanga. Juga wajar sekali anak seorang
pengusaha batik menjadi guru. Singkatnya, jenis pekerjaan yang menjadi
sumber-sumber kehidupan seorang anak tidak selalu sama dengan jenis pekerjaan
orang tuanya. Si petani tak tahu apa-apa tentang perdagangan gerabah, apalagi
mendidik tentang masalah gerabah. Anaknya tahu pergerabahan dari sumber lain,
bukan dari orang tuanya. Demikian pula antara si pengusaha batik dan anaknya
yang menjadi guru. Dalam kehidupan masyarakat
dapat kita amati bahwa orang tua tidak lagi mampu mempersiapkan seluruh
kebutuhan hari depan anak dengan mendidiknya di rumah. Dalam kenyataannya
bahkan orang tua tidak lagi bekerja bebas di lingkungan rumahnya sehingga anak
dapat mengikutinya untuk mengamati dan belajar. Orang tua bekerja dengan
ketentuan yang ketat dan anak akan terpisah dari orang tuanya, mungkin terpisah
dari ayahnya, mungkin juga terpisah dari ibunya.
Adalah wajar untuk masyarakat maju
seorang ayah pergi ke kantor, ibunya ke tempat kerja lainnya dan anaknya
dididik orang lain di lembaga penitipan anak.
Lembaga pendidikan pra
sekolah atau sekolah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa:
1.
Sumber kehidupan adalah
beragam pada masyarakat yang tidak tradisional. Dalam suatu kelurahan, kita
temui guru, dokter, pedagang batik, pemborong masakan, penyanyi dan lain-lain.
3.
Anak tidak belajar
untuk bekal kehidupannya melulu dari orang tuanya saja. Dari orang lain mereka
belajar lewat lembaga pendidikan yang disebut sekolah, atau mungkin kursus,
penyuluhan, latihan dan lain-lain.
4.
Apa yang harus
dipelajari oleh seseorang untuk dapat hidup tidak sesederhana seperti di dalam
masyarakat yang tradisional. Untuk itu orang tua memerlukan orang lain atau
lembaga pendidikan untuk membantu mempersiapkan anaknya menyongsong hari depan.
No comments:
Post a Comment