A. Faktor
Heriditas
Faktor
yang mempengaruhi perkembangan anak yang diturunkan melalui gen, disebut faktor
heriditas. Faktor itu berupa bentuk sifat-sifat atau karakteristik yang
menentukan batas-batas perkembangan anak walaupun tidak mutlak. Dengan kata
lain sifat-sifat yang dibawa semenjak lahir menjadi Blue print perkembangan anak tersebut.
1. Sifat-Sifat
yang Diturunkan secara Heriditas
a.
Potensi
Intelektual
Para penyandang Feeble Minded (lemah pikiran) terbagi menjadi dua kelompok yaitu
anak yang Imbicile dan Idiot. Anak Imbicile paling tinggi hanya mampu dilatih untuk melatih
ketrampilan yang sederhana. Mereka memiliki IQ lebih kurang antara 25-55. Anak Idiot merupaka anak yang mempunyai
potensi intelektual paling rendah. IQ mereka berkisar antara 20-25
Anak moron mampu menguasai kemampuan yang
bersifat keterampilan yang sedikit kompleks, misalnya melipat dan menyusun.
Mereka harus dimasukan di sekolah luar biasa. IQ mereka berkisar antara 55-70.
Anak
Dull Normal (si normal yang bodoh) dapat memasuki sekolah dasar, tetapi
memerlukan bimbingan khusus dari guru. Mereka dengan IQ 80-85 sedangkan anak
normal memiliki IQ 85-115.
Anak Superior memiliki IQ 120-130 dan
anak sangat Superior dengan IQ di atas 130. Anak-anak yang superior dan sangat
superior, hanya dapat dilayani oleh guru yang benar-benar profesional , kalau
tidak mereka mengalami kegagalan dan kekecewaan.
b.
Temperamen
(Kepribadian)
Temperamen merupakan sifat-sifat emosi
dan sosial yang sudah dibawa semenjak lahir, yang bukan merupakan hasil
belajar. Yung (page, 1947) mengemukakan bahwa ada dua jenis temperamen,yaitu introver dan ekstrover. Anak
Sekolah Dasar yang memiliki temperamen introver cenderung menampakkan sifat
sebagai berikut :
1) Pendiam,
tertutup, dan menunjukkan sifat-sifat dingin.
2) Mudah
tersinggung.
3) Emosi
yang dingin.
Anak
Sekolah Dasar yang memiliki temperamen ekstrover cenderung menampakkan sifat
sebagai berikut :
1) Mudah
bergaul.
2) Tabah,
tidak mudah tersinggung, dan tahan kritikan.
3) Emosi
yang hangat,periang dan implusif.
2. Prinsip-Prinsip
Penurunan Sifat-Sifat melalui Heriditas
a. Prinsip
Reproduksi
Penurunan
sifat-sifat dari satu generasi berikutnya melauli gen. Sifat-sifat yang didapat
oleh orang tua karena belajar tidak diturunkan melalui heriditas.
b. Prinsip
Konformitas
Prinsip
ini mempunyai implikasi terhadap guru bahwa murid-murid yang dihadapinya adalah
manusia dengan sifat-sifat kemanusiaannya. Dalam mendidik mereka, sifat-sifat
kemanusiaan mereka harus dihormati dan dikembangkan dengan pantas.
c. Prinsip
Variasi
Kombinasi
sifat-sifat dalam gen yang berasal dari ayah dan ibu menghasilkan perbedaan
sifat pada masing-masing anaknya. Dari prinsip ini guru hendaknya mendapat
pemahaman , bahwa setiap anak memiliki sifat dan kemampuan yang berbeda
walaupun mereka bersaudara kandung.
d. Prinsip
Regresi filial
Dengan
memahami prinsip ini guru hendaknya menyadari bahwa kemampuan anak tidak dapat
diukur dengan membandingkannya dengan kemampuan orang tua.
B. Faktor
Lingkungan
1. Lingkungan
Non Sosial
a. Gizi
1) Anak
mengalami gangguan emosi.
2) Anak
mengalami kemampuan mental rendah dan keabnormalan fisik.
3) Anak
mengalami pertumbuhan syaraf otak yang kurang sempurna .
4) Anak
mengalami ketegangan psikologis.
b. Suasana
lingkungan.
2. Lingkungan
Sosial
a. Lingkungan
Keluarga
Keluarga
merupakan unit sosial pertama yang dijumpai anak dalam hidupnya. Oleh karena
itu,pengaruh keluarga terhadap perkembangan anak sangat besar sekali. Ada
berbagai tipe pelayanan keluarga yang mempengaruhi perkembangan anak,sebagai
berikut :
1) Tipe
pelayanan orang tua yang hangat
Anak-anak
dari keluarga ini menunjukkan sifat mandiri,keyakinan diri dalam mengerjakan
tugas. Mereka tidak mudah putus asa dan tidak takut berbuat salah.
2) Tipe
pelayanan orang tua yang mengengkang
Pengaruh
tingkah laku orang tua seperti ini akan membentuk perasaan tidak baik dalam
diri anak. Anak merasa tidak disukai dan merasa jengkel karena timbul rasa
kekecewaan dan perasaan takut.
3) Tipe
pelayanan orang tua yang mengabaikan
Sikap
orang tua yang mengabaikan adalah sikap orang tua yang salah. Anak-anak seperti
ini sangat terikat dengan kelompok sebayanya diperebudak oleh kebiasaan
kelompok, misalnya cara berbicara, cara berpakaian dan cara bertingkah laku
lainnya.
4) Tipe
pelayanan orang tua yang bermusuhan
Ada
dua kemungkinan akibat dari perasaan tidak dimiliki yang dirasakan oleh anak
terhadap terhadap tingkah lakunya,yaitu : pertama adalah menjadi sangat
pembangkang, agresif, atau bertingkah laku yang merusak. Kedua menjadi anak
yang tidak berdaya , pasif, dan tergantung. Mereka tidak memiliki kegairahan
untuk belajar disekolah.
Anak-anak
yang sedang dalam periode perkembangan setingkat Sekolah Dasar dibutuhkan
situasi sosial keluarga yang menampakan ciri-ciri berikut ini,yaitu :
a) Melayani
dan merangsang dorongan ingin tahu anak.
b) Meberikan
kasih sayang dan perhatian yang penuh.
b. Lingkungan
Sekolah
1) Kepribadian
guru
(a) Guru
yang hangat dan menimbulkan keakraban, memberikan pengaruh yang positif
terhadap kesenangan, kegairahan anak dalam belajar. Di samping itu kemandirian
anak untuk melakukan disiplin juga tinggi, sehingga peraturan-peraturan dalam
kelas terlaksana dengan baik.
(b) Guru
dengan kualitas pertanyaan yang bagus, bukan hanya sekedar meminta jawaban anak
dalam bentuk pengulangan kembali apa yang telah dipelajari . Tetapi guru ini memberikan pertanyaan yang menuntut
anak mengembangkan atau memperluas pemahamannya melebihi dari apa yang
dipelajari dan dibacanya di dalam buku.
(c) Guru
yang suka menghargai kebersihan murid walau sebesar apapun keberhasilan itu,
dapat meningkatkan ide atau asipirasi murid.
(d) Guru
memiliki kemantangan sosial emosional, pengetahuan yang luas dan daya nalar
yang tinggi guru itu dapat menggerakan proses belajar-mengajar, sehingga anak
mau belajar.
Kepribadian
guru yang dapat membantu dalam menjalankan profesi sebagai guru Sekolah Dasar
adalah sebagai berikut :
(a) Mencintai
anak-anak.
(b) Senang
berkomunikasi dan menjelaskan sesuatu sampai anak mengerti.
(c) Mampu
dan mau menghargai pendapat dan hasil kerja anak.
(d) Ramah
tamah, mempunyai minat yang luas, terbuka, dan mempunyai perasaan humor.
(e) Mempunyai
moral yang tinggi sehingga menjadi tokoh identifikasi bagi anak.
2) Tipe
mengajar guru dan pengaruhnya terhadap perkembangan anak
(a) Tipe
Demokratis
Kebaikan-kebaikan
cara mengajar guru yang bertipe demokratis dapat dikemukakan sebagai berikut :
(1) Memungkinkan
anak belajar dengan disiplin.
(2) Memiliki
sifat spontanitas yang tinggi dalam mengambil inisiatif untuk mengatasi
kesulitan.
(3) Menyiapkan
anak mampu hidup dalam kelompok.
(b) Tipe
Otoriter
Lindgren
and Anderson juga mengemukakan akibat buruk yang terjadi dalam diri anak kalau
diajar oleh guru bertipe otoriter, yaitu :
(1) Anak
menjadi apatis, yaitu tidak mempunyai kegairahan dalam belajar.
(2) Anak
kehilangan minat belajar.
(3) Daya
kreativitas dan spontanitas anak menjadi lemah dalam menyelesaikan masalah
diri.
(c) Tipe
Mengabaikan
Tindakan
guru seperti ini dapat menimbulkan pengaruh buruk terhadap tingkah laku anak,
yaitu sebagai berikut :
(1) Anak
tidak merasa bertanggung jawab dengan hasil belajarnya atau tingkah lakunya
sendiri.
(2) Murid
tidak merasa tertarik untuk belajar dengan disiplin yang benar.
(3) Perasaan
kecewa atau perasaan tidak puas dalam belajar sering dirasakan oleh anak.
c. Lingkungan
Teman sebaya
Pengaruh kelompok
tidaklah selalu baik, yaitu apabila nilai-nilai dalam kelompok tidak sesuai
dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh keluarga.
No comments:
Post a Comment