Kelas Nusa

Kelas Nusa
Kelas Nusa : Kita Semua adalah Inspirasi

Monday 11 February 2019

Berulangkali terjadi Siswa Menganiaya Gurunya, Mengapa?

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya!


Berulangkali terjadi Siswa Menganiaya Gurunya, Mengapa?

oleh: Bahrul Ulum,S.Pd

Siswa berani menganiaya gurunya,  fenomena yang kini tidak lagi terjadi satu atau dua kali. Sekarang ini   sering terdengar kejadian guru dianiaya siswanya. Kejadian yang  membuat hati sedih jika kita mendengarnya, apalagi jika guru yang menjadi korban hanyalah guru honorer dengan gaji sebesar 250 ribu sebulan. Fenomena ini nyata terjadi bisa saja disekitar kita, lalu siapakah yang salah, siapa pihak yang salah?.  Fenomena kekerasan siswa terhadap guru merupakan sebuah gunung es yang sebenarnya banyak masalah-masalah yang menjadi penyebabnya sampai akhirnya siswa menunjukkan sikap tidak hormat terhadap gurunya.
Terbaru terjadi penganiayaan siswa terhadap gurunya, dikabarkan terjadi di SMP PGRI Wringinanom, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik. Video penganiayan seorang murid terhadap gurunya tersebut viral di media sosial. Banyak netijen geram terhadap perbuatan siswa tersebut yang sangat tidak menghormati gurunya, beberapa juga menyayangkan sikap guru dalam video penganiayaan tersebut yang hanya bersikap diam saja saat siswa yang bersangkutan mulai berkata-kata dengan suara yang keras dan beberapa kali sempat terlihat memukul guru tersebut.  Video yang juga direkam oleh salah seorang siswa di kelas tersebut ramai menjadi perbincangan netijen setelah beredar di media sosial.

Siswa MTS di Gresik aniaya Gurunya
(gambar:Penganiayaan Siswa MTS di Gresik terhadap Gurunya)

Siapa  yang Salah?

Tentu saja siswa yang bersangkutan salah dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya serta memperbaiki sikap dan perilakukanya.

Mengapa sampai hal ini terjadi?

Kita uraikan langsung dari permasalahannya

1.   Mengapa siswa tersebut sampai berani melakukan tindakan tidak sopan terhadap gurunya?

Mengatasi kenalan anak yang paling memiliki peran dominan adalah keluarga. Merupakan lingkungan  pertamayang ditemui seorang anak dan memiliki ikatan secara batin terhadap anak. Orang tua dapat melakukan dua tindakan dalam mengatasi kenakalan anak.

a.       Preventif/Pencegahan
Orang tua menjauhkan anak dari lingkungan yang buruk. Tanamkan rasa disiplin dari ayah kepada anak. Memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu. Pencurahan kasih saying dari kedua orang tua terhadap anak. Menjaga ikatan keluarga yang harmonis dan ikatan batin yang hangat. Selain itu perlu ditambahkan pendidikan agama untuk meletakkan dasar agama dan moral yang baik agar si anak mampu membedakan keburukan dan kebaika, penyaluran bakat si anak, rekreasi yang sesuai kebutuhan anak dan pengawasan lingkungan pergaulan anak.
b.       Represif
Orang tua aktif dalam kelompok sosial  atau kelompok wali siswa yang bertujuan menanggulangi masalah masalah siswa disekolah ataupun siswa dengan temannya. Tindakan represif dapat dilakukan dengan orang tua melakukan instrospeksi terhadap dirinya sehingga membuat  anak terjerumus kenakalan, memahami latar belakang masalah sepenuhnya, selain itu meminta bantuan para ahli juga baik untuk menemukan metode pendidikan yang baik untuk anak.

2.      Apa Penyebabnya?

Melihat usia psikologis siswa usia sekolah menengah pertama (SMP) yang berumurkisaran 13 sampai 15 tahun,seperti yang dijelaskan oleh Jean Piaget (seorang ahli perkembangan  kognitif) maka peserta didik SMP masuk pada kelompok tahap operasional formal sudah mampu berpikir abstrak,yaitu berpikirmengenai ide dan memikirkan beberapa alternative pemecahan masalah, remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya,tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasinya dengan pemikiran mereka sendiri.
Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Gunarsa (2009) merangkum beberapa karakteristika remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
-          Kecanggunggan dalam pergaulan
-          Ketidakstabilan emosi
-          Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan hidup
-          Adanya sikap menentang dan menantang orang tua
-          Pertentangan didalam dirinyan sendiri
-          Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tapi tidak dapat terpenuhi semuanya
-          Senang berekperimen
-          Senang bereksplorasi
-          Mempunyai banyak fantasi,khayalan dan bualan
-          Senang berkelompok
Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak dapat dipisahkan dari berbagai pengaruh. Lingkungan keluarga, tempat tinggal,sekolah dan teman-teman sebaya. Mereka harus mampu menyesuiakan diri seara efektif. Berkaitan dengan lingkungan peserta didik, pada saat ini tidak hanya lingkungan tersebut. Lingkungan yang perlu menjadi perhatian guru adalah lingkungan global yang menyangkut perkembangan teknologi. Pengaruh globalisasi pada semua sektor dapat berdampak positif yang dapat mendukung proses belajar. Namun, jika teknologi disalahgunakan maka berdampak buruk terhadap moral peserta didik.

Apa Solusi dari fenomena ini

Semua komponen berperan dalam mendetoksifikasi pengaruh buruk dari globalisasi ini. Fenomena viralnya kekerasan siswa terhadap guru perlu disikapi dengan baik oleh lingkungan pendidikan itu sendiri. Dinas pendidikan dan sekolah perlu lebih gencar lagi menciptakan pendidikan karakter di sekolah yang baik. Pendidikan karakter tidak bisa sebatas menjadi pemahaman konsep.Sekolah perlu menciptakan bentuk-bentuk kegiatan yang membangun budaya sekolah yang baik seperti: pembiasaan senyum salam dan sapa, menciptakan suasana sekolah yang hangat saling menghargai dan gotong royong dengan berbagai kegiatan bersama, Hubungan demokratis yang hangat antara guru dan siswa, sosok seorang guru perlu menjaga wibawanya dan sekaligus menjadi tauladan untuk siswanya sehingga bagaimana guru mengajarkan siswa untuk berpakaian rapi apabila guru juga tidak berpenampilan rapi, tutur kata yang halus dan bertata krama yang dibiasakan mampu membuat siswa hormat dan segan dengan gurunya. Terpenting lagi menghadapi globalisasi ini, sekolah harus tanggap terhadap fenomena dunia luar yang bisa saja masuk ke sekolah. Seluruh warga sekolah perlu tanggap dan mampu memberikan pengertian yang baik kepada siswa mengenai baik dan buruknya informasi yang ada dan bagaimana seorang siswa seharusnya bersikap terhadap suatu fenomena.

Siswa tetaplah seoarang anak yang lebih muda dari kita seorang guru dan orang tua. Setiap individu siswa memilika karakteristik yang beragam. Guru dan orang tua yang perlu memahami gejala perkembangan siswa dan anaknya, mencari informasi penanganan yang tepat sehingga akhirnya mampu mengatasi permasalahan pada siswa dan anaknya dengan tepat.


tag: Siswa Aniaya Gurunya di Gresik

1 comment:

  1. Promo www.Fanspoker.com :
    - Bonus Freechips 5.000 - 10.000 setiap hari (1 hari dibagikan 1 kali) hanya dengan minimal deposit 50.000 dan minimal deposit 100.000 ke atas
    - Bonus Cashback 0.5% Setiap Senin
    - Bonus Referal 20% Seumur Hidup
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    ReplyDelete