Kelas Nusa

Kelas Nusa
Kelas Nusa : Kita Semua adalah Inspirasi

Saturday 7 July 2018

Makalah Evaluasi Pengajaran Bahasa

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
      Evaluasi hasil belajar merupakan salah satu kegiatan yang tidak terpisahkan dalam mata rantai proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Guru, sebagai pengelola progam belajar mengajar sangat berkepentingan dengan hal ini. Karena melalui kegiatan evaluasi atau penilaian, guru tidak hanya sekedar dapat mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar, melainkan juga dapat dijadika dasar untuk proses perbaikan mutu pengajaran dan pendidikan yang dikelolanya.Mengingat pentingnya masalah evaluasi ini, maka setiap guru atau calon guru perlu mengenal, memahami, dan menerapkan prinsip-prinsip yang mendasari evaluasi hasil belajar.
       Menjadi seorang pendidik bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Ada ilmu yang harus dibekali pada diri individu itu. Salah satunya adalah ilmu dalam mengajar. Pengajar merupakan sentral kelas. Pengajar akan menjadi panutan bagi anak- anak didik. Tidak hanya berceramah di depan kelas atau menggunakan metode pengajaran yang menarik, seorang pengajar harus mampu mengevaluasi materi yang disampaikan.
       Evaluasi menjadi hal yang diperhitungkan oleh pengajar dalam menilai kemampuan anak terhadap materi yang diajarkan. Penilaian adalah kegiatan yang tidak mungkin dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran secara umum. Semua kegiatan pendidikan yang dilakukan harus selalu diikuti atau disertai dengan kegiatan penilaian.  Pada hakikatnya penilaian yang tidak dilakukan semata-mata untuk menilai hasil belajar siswa saja, melainkan juga berbagai faktor lain, antara lain  kegiatan pengajaran yang dilakukan itu sendiri.
Istilah penilaian yang dipergunakan disini dan dipakai secara bergantian dengan istilah evaluasi. Istilah penilaian itu sendiriyang sering disamakan dengan tesAlat menimbulkan banyak penafsiran yang berbeda-beda, namun pengertian antara pengukuran dan penilaian itu berbeda.
          Dalam bidang pendidikan, evaluasi merupakan bagian yang penting. Tanpa evaluasi pengambil keputusan di bidang itu tidak dapat menentukan kebijakan pendidikan. Dalam hal ini evaluasi berperan dalam memberikan informasi faktual mengenai proses/ pelaksanaan atau hasil pendidikan.
Di luar proses belajar data yang diperoleh dari kegiatan evaluasi dapat dimanfaatkan pula dalam upaya penyempurnaan atau pengembangan kurikulum. Di samping itu, data evaluasi pendidikan dapat dimanfaatkan dalam kegiatan perencanaan pendidikan, bimbingan dan penyuluhan, perbaikan administrasi sekolah, dan dalam upaya-upaya penelitian pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi pengajaran bahasa?
2. Bagaimana bentuk dan pelaksanaan evaluasi pengajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas 3-6             SD?
3. Bagaimana cara membuat alat/teknik evaluasi pengajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas 3-6           SD?
4. Apa saja macam-macam tes pengajaran bahasa yang komunikatif untuk murid siswa kelas 3-6 SD?
5. Bagaimana merancang program pengayaan dan remidial pengajaran bahasa berdasarkan kasus-           kasus yang dihadapi pada waktu mengajar?
C. Tujuan Pembahasan Masalah
1. Mengetahui pengertian evaluasi pengajaran bahasa.
2. Mengetahui bentuk dan pelaksanaan evaluasi pengajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas 3-6           SD.
3. Mengetahui cara membuat alat/teknik evaluasi pengajaran bahasa Indonesia bagi siswa kelas 3-6         SD.
4. Mengetahui macam-macam tes pengajaran bahasa yang komunikatif untuk murid kelas 3-6.
5. Mengetahui rancangan program pengayaan dan remidial pengajaran bahasa berdasarkan kasus-           kasus yang dihadapi pada waktu mengajar.


BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Evaluasi
       Dalam dunia pendidikan dan pengajaran, istilah evaluasi biasanya berkawan akrab dengan istilah “pengukuran” dan  “penilaian” serta “skor” dan “nilai”.Pelaksanaan evaluasi pendidikan dalam praktiknya dalam dua tahap, yakni tahap pengumpulan data/informasi dan tahap pengolahan data/informasi. Tahap pertama, yakni pengumpulan data merupakan tahap pengukuran (measurement). Pada tahap ini, guru sedang berusaha mengumpulkan data. Data yang dimaksud merupakan data kasar yang berupa skor-skor mentah (raw score). Data score mentah yang diperoleh dari hasil pengukuran itu belum dapat dimaknai sebelum diolah menjadi skor jadi atau skor terjabar (derived score).
         Proses pengukuran dapat dilakukan dengan berbagai cara dan berbagai jenis alat ukur. Alat ukur yang biasa digunakan untuk memperoleh data (skor mentah) dapat berupa alat tes dan alat non tes, seperti wawancara, observasi, tugas, dan lain-lain.
Tahap kedua dari pelaksanaan proses evaluasi adalah tahap penilaian atau tahap pertimbangan. Pada tahap ini, guru akan mengolah sekor menjadi ssekor menjadi sekor terjabar (nilai jadi) dengan cara menilai, mempertimbangkan, mengolah, menafsirkan, atau membandingkan skor-skor mentah tersebut dengan suatu acuan patokan tertentu.
        Menurut Poerwanti, dkk (2008: 5) evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukura tersebut dengan kriteria tertentu. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan sesudah pelaksanaan pengukuran. Kriteria ini dapat berupa proses/kemampuan minimal yang dipersyaratkan, atau batas keberhasilan, dapat pula berupa kemampuan rata-rata unjuk kerja kelompok dan berbagai patokan lain.

B. Jenis/Bentuk Pelaksanaan Evaluasi

Jenis/bentuk pelaksanaan evaluasi di SD meliputi:
1) Ulangan Harian
        Ulangan harian ini dikenal juga dengan istilah “tes formatif”. Jenis tes ini biasanya dimaksudkan untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa dalam satu atau beberapa pokok bahasan tertentu. Penentuan alokasi waktu, alat evaluasi yang digunakan, bentuk dan banyaknya soal, waktu pelaksanaan tes, dan lain-lain bergantung pada kebijakan dan pertimbangan guru kelas yang bersangkutan/masing-masing.
Pelaksanaan tes formatif ini dapat dilakukan dalam bentuk tertulis, lisan/mencongak, dan atau perbuatan. Pelaksanaan tentu saja harus disesuaikan dengan jenis dan karakteristik tuntutan pokok bahasan/bahan kajian, tingkatan kelas, serta kondisi dan situasi setempat. Bentuk-bentuk soal uraian sangat diutamakan dan dianjurkan pengunaannya untuk jenis tes ini.

2) Pemberian tugas
Jenis penilaian lain yang biasanya digunakan di SD adalah pemberian tugas. Pemberian tugas dapat dilaksanakan mulai dari kelas 1 hingga kelas 6, untuk semua mata pelajaran. Meskipun begitu, ada beberapa butir penting yang harus diperhatikan guru dalam pelaksanaan pemberian tugas. Butir-butir penting itu adalah:
a. Jumlah dan jenis tugas tidak terlalu memberatkan siswa, perhatikan dan pertimbangkan pula dari        tugas-tugas dari mata pelajaran lain atau gru lain;
b. Tujuan pemberian tugas hendaknya ditekankan pada proses pelatihan menerapkan dan                           menggunakan suatu konsep tertentu;
c. Pemilihan dan penentuan jenis materi tugas harus disesuaikan dengan tujuan pemberian tugas;
d. Sangat dianjurkan untuk tidak memberikan tugas materi pelajaran IPA dana Matematika dalam              waktu bersamaan.

3) Ulangan Umum
      Jenis penilaian biasanya dilaksanakan pada setiap akhir semester. Meskipun jenis pelaksanaan penilaian ini dapat dilakukan secara lisan atau perbuatan, namun pada umumnya, ulangan umum atau tes sumatif dilaksanakan secara tertulis dan dilaksanakan secara serentak untuk semua kelas.

C. Alat dan Teknik Evaluasi
Teknik evaluasi memiliki dua bentuk yakni teknik tes dan non tes. Teknik tes merupakan teknik yang digunakan untuk melaksanakan tes berupa pertanyaan yang harus dijawab, pernyataan yang harus ditanggapi atau tuga yang harus dilaksnakan oleh si teruji. Dalam hal tes prestasi belajar, yang hendak diukur adalah sejauh mana seorang siswa telah menguasai pelajaran yang disampaikan, terutama meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan cara pelaksanaannya, secara garis besar alat penilaian dengan teknik tes dapat dikelompokkan ke dalam bentuk-bentuk berikut;
a. Tes tertulis, yakni alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya oleh siswa dilakukan         dalam bentuk tertulis. Jwaban siswa dapat berupa jawaban atas pertanyaan, tanggapan atas                   pertanyaan atau tugas yang diberikan.
b. Tes lisan, yakni alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya oleh siswa dilakukan secara        lisan.
c. Tes perbuatan, yakni alat penilaian yang penugasannya dapat disampaikan secara tertulis maupun l       isan, dan pengerjaannya dilakukan dalam bentuk penampilan atau perbuatan; misalnya praktik             kesenian deklamasi, keterampilan, percobaan/praktik laboratorium.

Alat evaluasi Cara penyajian oleh Guru Cara pengerjaan oleh siswa Keterangan
a. Tes tertulis tertulis tertulis Jawaban pertanyaan, tanggapan pernyataan dan tugas.
b. Tes lisan Lisan Lisan Jawaban pertanyaan, tanggapan pertanyaan.
c. Tes perbuatan Tertulis/lisan Tertulis/lisan Praktik kesenian, deklarasi, dramatisasi percobaan laboratorium,keterampilan.
Teknik nontes merupakan prosedur yang dilalui untuk memperoleh gambar mengenai karakteristik minat, sikap, atau kepribadian. Dalam proses belajar-mengajar pada umumnya kegiatan penilaian mengutamakan teknik tes, mengingat lebih berperannya aspek pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan di dalam kelas.Alat evaluasi non tes dapat dilaksankan melalui pengamatan, skala, sikap, angket, catatan harian, wawancara, atau ceklist. Alat evaluasi ini biasa digunakan untuk memperoleh informasi atau data mengenai gambaran minat, sikap, atau kperibadian siswa.
Penilaian dapat dilakukan selama proses belajar-mengajar berlangsung. Aspek-aspek yang hendak dinilai harus ditetapkan sebelumnya agar guru mempunyai pedoman di dalam melaksnakan penilaiannya. Sebagai contoh  Anda hendak menilai kemampuan berkomunikasi siswa anda dalam kegiatan berdiskusi masing-masing siswa, harus menetapkan aspek-aspek yang menjadi bahan penilaian sebagai berikut:

1) Keberanian mengemukakan pendapat;
2) Keaktifan/peran serta;
3) Sikap menghargai pendapat orang lain;
4) Kerja sama dalam kelompok;
5) Kemapuan dalam memecahkan masalah;
6) Kefasihan dan kejelasan berbahasa, dan lain-lain;


D. Komponen dan Jenis Tes Pengajaran
Untuk menilai tingkat pencapaian hasil belajar siswa dalam pengajaran bahasa Indonesia, tentu saja harus didasarkan atas ruang lingkup materi pembelajaran bidang studi yang bersangkutan. Berdasarkan ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum SD 1994 tersebut, kita dapat mengaplikasikan cakupan pengajaran bahasa Indonesia ke dalan tiga komponen, yakni (a) kompetensi kebahasaan, (b) keterampilan berbahasa, (c) kesastraan secara skematis,
Cakupan komponen tes BI terdiri dari;
a. Kompetensi Keabsahan meliputi;
tes struktur kata/tata bahasa
tes kosakata
b. Keterampilan Berbahasa meliputi;
tes keterampilan reseptif  (tes menyimak dan tes membaca)
tes keterampilan produktif (tes berbicara dan tes menulis)
c. Kesusastraan meliputi;
tes teori dan sejahtera sastra
tes apresiasi dan ekspresi sastra


BAB III
PEMBAHASAN

A. Evaluasi

    Evaluasi kelas pada dasarnya merupakan rangkaian  kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Untuk kepentingan itu dilakukan pengumpulan data sebagai informasi akurat untuk pengambilan keputusan. Pengumpulan data dengan prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan  kompetensi dasar dan indikator yang akan dinilai disebut evaluasi. Dari proses evaluasi, guru akan  memperoleh potret atau profil kemampuan  siswa dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan.
     Ketika menjadi seorang guru, maka dalam  melaksanakan evaluasi guru harus paham bahwa evaluasi kelas merupakan suatu proses yang dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian, pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti untuk menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa yang dilakukan melalui beberapa tehnik.
     Sebagai seorang guru kita harus dapat mengupayakan agar proses evaluasi hasil belajar yang dilakukan baik secara formal maupun informal dapat dilakukan dengan suasana yang menyenangkan. Hal ini penting diperhatikan sehingga memungkinkan siswa secara optimal dapat mengaktualisasikan apa saja yang sudah dipahami dan apa yang telah mampu dikerjakannya. Dalam pelaksanaan evaluasi guru akan membandingkan hasil belajar siswa dalam periode waktu tertentu dengan hasil  yang dimilki siswa tersebut sebelumnya.
Evaluasi hasil belajar oleh guru dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Evaluasi belajar diuganakan untuk (1) menilai pencapaian kompetensi siswa, (2) bahan penyusunan laporan kemajuan belajar, dan (3) memperbaiki proses pembelajaran.
    Untuk dapat mencapai hasil evaluasi yang optimal guru harus menyediakan dan mengkomunikasikan hasil evaluasi kelas serta umpan baliknya secara periodik kepada orang tua/wal kelas untuk dapat meningkatkan ataupun mempertahankan proses dan hasil belajar yang sudah dicapai oleh siswa. Setiap upaya guru didalam kelas harus diarahkan pada satu tujuan yaitu membantu siswa belajar agar terjadi perubahan perilaku yang signifikan ke arah pencapaian kompetensi setiap mata pelajaran.


B. Evaluasi Pengajaran Bahasa di Sekolah Dasar
        Menurut Hill dan Ruptic (1994) serta Routman (1994) dalam Suwandi (2007: 47) dalam konteks pembelajaran bahasa, penilaian holistik berpandangan bahwa unsur-unsur bahasa (ejaan, dan frugtuasi, struktur bahasa, dan kosakata) serta keempat keterampilan bahasa menyimak, berbicara, membaca dan menulis) merupakan kemampuan berbahasa yang terpadu atau saling berkaitan erat. Itu semua diperoleh anak secara bertahap dan terus menerus. Sementara itu, pencapaian hasil belajar bahasa siswa sendiri tidak lepas dari latar belakang keluarga atau masyarakat, tingkat kecerdasan, minat, potensi, sikap, dan usaha siswa sendiri.

A. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun alat evaluasi pengajaran bahsa:
1) Kemampuan siswa
Penilaian dan tingkat kesukaran harus disesuaikan dengan keadaan siswa.

2) Komponen pembelajaran bahasa
    Materi pembelajaran bahasa terdiri atas; kebahasaan (pengetahuan bahasa dan kosakata), pemahaman menyimak dan membaca), serta penggunaan (berbicara dan menulis). Adapun apresiasi sastra dan kebahasaan dipadukan pembelajarannya ke dalam pemahaman dan penggunaan. Penilaiannya dapat dilakukan secara terpadu, artinya penilaian itu diarahkan pada kemampuan dan kemajuan siswa atas beberapa atau semua aspek pelajaran bahasa secara bersamaan dengan menggunakan satu alat penilaian tertentu.

3) Hakikat belajar bahasa
        Belajar merupakan suatu proses individu yang berlangsung bertahap, terus menerus, dan otentik. Penialian hendaknya menekankan pada pembandingan kemajuan individu siswa dari waktu ke waktu. Bertahap artinya penilaian hendaknya dilakukan dengan memperhatikan takaran kemampuan siswa yang diperoleh secara bertahap. Terus menerus artinya penilaian itu diarahkan kepada proses dan hasil, dan dilakukan sepanjang masa pembelajaran. Otentik artinya penilaian belajar  bahasa hendaknya disajikan dalam konteks kebahasaan yang waar, selaras dengan kenyataan berbahasa sehari-hari.

B. Alat Penilaian Tes

1) Tes Berbicara
    Tes berbicara dimaksudkan untuk mengukur kemampuan berbahasa lisan anak dalam mengucapkan bunyi bahasa, menyampaikan ide, pikiran, atau perasaannya ketika berkomunikasi dengan orang lain. Tes yang dapat digunakan dalam tes berbicara diantaranya: ucap-ulang, uraian lisan, membuat atau menjawab pertanyaan dari suatu wacana, percakapan, diskusi, mendeskripsikan, dll.
2) Tes Membaca
       Tes yang dapat digunakan dalam tes membaca antara lain: menjawab dan mengajukan pertanyaan dari isi wacana.
3) Tes Menulis
     Tes ini dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa dalam melambangkan unsur-unsur bahasa dan keterampilannya menuangkan ide, gagasan, dan perasaan secara tertulis, merangkum karangan, memparafrase, menyusun karangan sederhana, menyunting atau memperbaiki karangan, menanggapi secara tertulis suatu karangan.

C. Alat Penilaian Non-Tes

1)  Pengamatan
    Pengamatan yaitu pengumpulan informasi yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat perilaku siswa. Pengamatan harus terencana dan terarah.
2) Wawancara
     Pengumpulan informasi yang dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang disusun secara sistematika kepada siswa secara individual dan mencatat jawabannya. Pertanyaan yang diajukan dapat berupa penilaian dan tanggapan siswa, kemajuan belajar yang diperolehnya atau kegiatan yang dialaminya, usaha-usaha yang dilakukan siswa, serta masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya.
3) Tugas
      Penilaian kemajuan dan hasil belajar siswa  melalui pengerjaan tugas atau suatu proyek tertentu. Secara indiviudal atau kelompok siswadiminta melakukan sesuatu hal yang berkenaan dengan suatu topik atau kegiatan tertentu.
4) Portofolio
     Secara harfiah artinya kumpulan hasil pekerjaan. Dalam penialaian, istilah portofolio diartikan sebagai pengumpulan informasi mengenai perkembangan dan kemajuan, tanggapan, serta sikap siswa melalui kumpulan hasil pekerjaan siswa.

D. Pelaksanaan evaluasi bahasa
a. Pada awal pembelajaran, menginformasikan kepada siswa tujuan dan hasil pembelajaran yang             diharapkan
b. Melakukan identifikasi rata-rata kemampuan anak dalam membaca dan menulis
c. disela-sela pembelajaran, dilakukan pengamatan yang berkaitan dengan sikap, tanggapan, usaha-         usaha, kesulitan, dan  kemajuan belajar siswa baik secara individual maupun klasikal.
d. Memberikan tugas tiga buah bacaan wajib dan bacaan bebas selama satu semster.
e. secara berkala, karangan atau tulisan siswa yang menurut siswa sendri baik dapat dipajang di              dinding kelas.
f. berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, berdasarkan itu semua dilakuakn              refleksi dan penilaian diri.



BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
       Evaluasi pendidikan dilaksankan dalam dua tahap yakni (1) tahap pengumpulan dan pengolahan data, (2) tahap penilaian. Di SD dikenal tiga macam jenis/bentuk pelaksanaan evaluasi, yakni ulangan harian (tes formatif), pemberian tugas, dan ulangan umum (tes sumatif).Teknik evaluasi dapat dilakukan dengan teknik tes dan non tes. Komponen tes pengajaran meliputi aspek kebahasaan, aspek keterampilan berbahasa, dan aspek aspek kesastraan.
Salah satu bentuk tindak lanjut dari proses evaluasi adalah merancang dan melaksanakan program dan pengayaan dan remidiasi bagi siswa yang memerlukannya. Prosedur anabus dimaksud untuk mengetahui: (a) tingkat kesukaran butir soal, (b) daya pembeda, (c) keefektifan alternatif jawaban. Rancangan program pengayaan dan remidiasi pengajaran bahasa disesuaikan dengan kebutuhan siswa dikaitkan dengan sasaran pengajaran bahasa Indonesia di SD. Oleh karena itu, rancangan program pengayaan dan remidiasi meliputi aspek kebahasaan dan kesastraan dan keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis).
B. Saran
    Diharapkan para pembaca dapat mengenal, memahami, dan menerapkan prinsip-prinsip yang mendasari evaluasi hasil belajar.












DAFTAR PUSTAKA

Mulyati, Yeti. 1998. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Universitas Terbuka: Jakarta.
Suwandi. 2007. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Universitas Negeri Semarang: Semarang.
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Depdiknas: Jakarta.

No comments:

Post a Comment