Kelas Nusa

Kelas Nusa
Kelas Nusa : Kita Semua adalah Inspirasi

Saturday 16 February 2019

6 Strategi Pembelajaran yang Efektif untuk Pembelajaran Lebih Mendalam

6 Strategi Kuat Untuk Pembelajaran Lebih Mendalam Di Kelas Anda

6 strategi pembelajaran efektif
Oleh: Dr. Monica R. Martinez

1. Hubungkan: Buat Komunitas Pembelajaran

Pengembangan komunitas sekolah yang kuat sangat penting bagi siswa untuk berkembang dari memainkan peran pasif dalam pendidikan mereka menjadi pelajar yang aktif dan mandiri. Untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih kohesif, benar-benar kolaboratif, memadukan dukungan dan kepercayaan dengan harapan tinggi dan tanggung jawab kolektif untuk belajar.

Berikut adalah beberapa cara untuk membangun komunitas belajar yang kuat: menginspirasi siswa untuk peduli tentang kesuksesan satu sama lain; re-orientasi siswa ke nilai pembelajaran dan pengarahan diri sendiri melalui berbagai kegiatan sekolah, pesan, dan ritual; melibatkan siswa yang lebih tua sebagai mentor, model, dan panduan; menetapkan norma-norma untuk umpan balik pembelajaran yang konstruktif dan refleksi, dan merancang bangunan untuk mencerminkan lingkungan yang mempromosikan keterbukaan dan kolaborasi.

2. Memberdayakan: Mengaktifkan Siswa untuk Memimpin Pembelajaran Mereka Sendiri

Pengalaman pendidikan yang aktif dan bermakna sangat penting dalam membantu siswa mencapai tujuan Pembelajaran Lebih Dalam. Baik itu merancang aplikasi, mengorganisir perwakilan “pemilihan mock” dari proses pemilihan, atau menghasilkan listrik dengan membangun turbin angin, sekolah-sekolah yang menganut tujuan Deeper Learning menekankan pada pembelajaran berbasis inkuiri dan menjaga agar siswa bekerja secara aktif dan produktif dalam kelompok untuk buat produk atau untuk memecahkan masalah bersama. Guru harus terus-menerus mengubah peran, dari desain kurikulum ke memberi nasihat ke pembinaan ke jejaring, dan sebagainya.

3. Kontekstual: Gunakan Tema Manusia

Bukti mendukung fakta bahwa pembelajaran menjadi lebih bermakna — dengan pemahaman materi yang lebih mendalam ketika materi relevan secara pribadi dan subjek diintegrasikan. Subjek tidak diajarkan secara terpisah dan sebaliknya pembelajaran terhubung ke tema yang lebih besar, konsep dan di berbagai mata pelajaran dan menerapkan pembelajaran mereka untuk masalah dan masalah dunia nyata.

Seperti Susan McCray, seorang guru dari SMA Casco Bay menyatakan, “Semuanya terkait. Semuanya penting, dan kita semua bekerja sepanjang waktu untuk membantu mereka [siswa] melihat koneksi. ”Ini dapat mencakup unit sembilan bulan yang menggabungkan humaniora, kimia, atau kursus dapat dihubungkan secara triwulanan dengan“ tema ”seperti demokrasi atau keberlanjutan.

4. Jangkauan: Jaringan Melampaui Dinding Sekolah

Mencapai di luar tembok kelas membantu memberikan siswa pengalaman belajar yang lebih holistik. Sebagai penggiat jejaring yang sempurna, guru mencari peluang bagi siswa mereka dan memanfaatkan sumber daya lokal seperti museum dan perusahaan yang sesuai dengan filosofi pembelajaran sekolah serta minat dan proyek siswa, menghasilkan jaringan dukungan dan pembelajaran yang luas bagi siswa, dan membantu mereka menjelajahi jalur karier potensial melalui magang atau mentorhip.

5. Inspire: Personalisasikan Pembelajaran

Menemukan percikan — subjek, gagasan, atau proyek yang membuat seorang siswa menyala — adalah kunci bagi pengalaman belajar yang dipersonalisasi bagi setiap siswa. Untuk menyesuaikan pembelajaran agar memenuhi kebutuhan dan aspirasi pendidikan masing-masing siswa, guru harus mencari dan mengembangkan pengetahuan yang seimbang tentang kecenderungan, keadaan, dan minat unik setiap siswa melalui proses formal (penasehat) dan proses informal (termasuk percakapan santai, wawasan dari orang tua atau guru lain) artinya.

6. Teknologi: Jadikan Teknologi Pelayan, Bukan Tuan

Deeper Learning menggabungkan teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan, bukan pembelajaran otomatis. Ini terjadi dalam beberapa cara, di antaranya menggunakan program dan aplikasi yang membangun penelitian siswa dan keterampilan berpikir kritis, menawarkan metode digital untuk merancang proyek, berkolaborasi dan berkomunikasi di dalam dan di luar sekolah, dan memperluas pilihan siswa untuk menyajikan pekerjaan secara kreatif dan menghubungkan dengan banyak ahli. Dalam semua kasus ini, teknologi digunakan sebagai alat untuk mendorong pembelajaran siswa.

Dr. Monica R. Martinez is a leading education strategist, author, presenter, and Appointee by President Obama to the President’s Advisory Commission on Educational Excellence for Hispanics. She, along with education sociologist Dennis McGrath, is the author of Deeper Learning: How Eight Innovative Public Schools Are Transforming Education in the Twenty-First Century; image attribution wikicommonsmedia; 6 Powerful Strategies For Deeper Learning In Your Classroom

Pembelajaran Efektif dan Mendalam menjadi isu pendidikan abad 21. Guru harus mampu menggunakan berbagai strategi dalam pembelajaran.

Artikel asli diambil dari : www.teachthought.com

Friday 15 February 2019

5 Blog Pendidikan dengan artikel original survey terbaru kami ditahun 2019

5 blog pendidikan terbaik dengan artikel original
5 blog pendidikan terbaik


Membahas pendidikan memang sangat luas. Seluruh bidang pada kehidupan ini memiliki satu hulu utama yakni pendidikan. Pendidikan bisa kita katakan sebagai sistem. Dalam sistem kita tentu mengenal adanya tiga proses utama yakni input - proses - output. Pendidikan ibarat sebuah alat blender mampu mengintegrasikan beberapa komponen melahirkan bidang baru yang siap pakai untuk kemajuan kehidupan. Bahkan dalam prosesnya sendiri, pendidikan mampu menghasilkan pendidikan kembali tentu saja dengan cita rasa baru yang sesuai dengan permintaan kehidupan. Namun sayangnya, pendidikan dirasakan justru selalu tertinggal dalam mencipta inovasi cita rasa yang baru. Kehidupan selalu berharap bahwa pendidikan adalah bidang yang paling fresh menyuguhkan inovasinya. 

Pendidikan adalah bidang yang paling banyak pembahasannya, tetapi tidak banyak kita para guru yang mampu menyajikan buah pemikiran dengan tampilan yang segar dan menarik hati. Padahal jikasaja 5 dari 10 guru bisa menumpahkan pemikirannya dengan baik maka pembahasan dalam pendidikanpun akan semakin menarik dan akan banyak ide kreasi dan inovasi akan lahir.

Namun, beberapa dari kita sudah memulainya. Sebuah angin segar nan membahagiakan jika kita mendengarnya. Beberapa guru sudah mampu menuliskan ungkapan dirinya dengan sangat baik. Menurut hasil pencarian saya ada 5 blog pendidikan milik guru yang sangat baik menginspirasi saya untuk terus menulis tiada henti mempengaruhi demi kemajuan negeri. Mungkin juga bisa jadi inspirasimu atau referensimu. 

Menulis itu tidak mudah, tetapi jika sedikit demi sedikit kita tekun, setahap demi setahap kita sabar menulis itu seperti sebuah mengalirkan air yang tersumbat pada saluran air. Sabar dan tekun kunci bisa menulis dengan mengalir. 5 blog pendidikan dibawah ini bisa sangat menginspirasi kalian semua karena artikel yang sangat original membuka mata dan hati kita semua. Oke mari kita simak satu persatu 5 blog guru atau blog pendidikan dengan artikel original terbaik menurut survey kami di tahun 2019 ini  

Blog milik Ali Fauzi ini berisi tulisan-tulisan pemilik blognya sendiri. Tulisannya sangat menarik untuk dibaca. Ali Fauzi sangat cerdas dalam mengaitkan isu pendidikan dengan fenomena dilur pendidikan sehingga kita melihat judulnya saja pasti tertarik untuk membaca isi tulisannya

Merupakan blog forum pendidikan tempat berkumpul relawan-relawan yang menulis isu isu pendidikan. Menariknya pada blog ini adalah adanya berbagai jenis bidang kontribusinya diantaranya adalah: pakar, videografer, ilustrator dan masih banyak lagi. Mereka bersama sama menjadi relawan di blog anakbertanya.com. Sehingga sudah jelas pasti isu-isu pendidikan yang diangkat sangat menarik dan berbobot sekali.

Blog yang membahas isu-isu pendidikan, berdiskusi dan menyampaikan opini seputar permasalahan pendidikan. Blog yang memiliki banyak kontributor dengan opininya yang berbobot. zenius.net membahas permasalahan pendidikan dengan sangat mendalam. 

Informasi pendidikan selalu baru. Guru tidak boleh sampai tertinggal oleh perkembangan kebijakan pendidikan yang ada. Blog guraru.org mengikuti perkembangan informasi pendidikan saat ini.

Mencari materi pelajaran blog www.blog-guru.web.id menyediakan materi pelajaran di tingkat SD, SMP dan SMA. Toeri-teori belajar dan pembelajaran.

Nah itu 5 blog pendidikan yang memiliki artikel original dari hasil survey kami, kalau kamu punya blog pendidikan yang lebih keren lagi artikel-artikelnya boleh kok share di kolom komentar dibawah ya. Jangan lupa untuk share karena share itu gratis. Bantu kami berkembang supaya artikel baru bisa kami posting setiap harinya.

Terimakasih telah membaca tulisan kami ya. Baca juga yang lainnya karena membaca adalah mata dunia.

Wednesday 13 February 2019

Era Industri 4.0, Orangtua Wajib Melek Internet

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa.


Mendikbud : Muhadjir Effendi

Menghadapi industri 4.0 saat ini, orangtua perlu melek teknologi,  utamanya internet, sehingga dapat mendampingi anak-anak mereka dalam mengakses internet, dan memilih konten yang sesuai dengan usia serta kebutuhan anak.
Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi, pada Dialog Kebijakan PAUD dan Pendidikan Keluarga di Bandung, Kamis (6/12).
“Kemajuan teknologi menjadi peluang sekaligus tantangan bagi orangtua. Teknologi komunikasi saat ini bisa mendekatkan sekaligus berpeluang menjauhkan hubungan orangtua dengan anak,” ujarnya.
Menurut Muhadjir, hal itudirasa penting karena  saat ini waktu kebersamaan antara orangtua dan anak di rumah kerap berkurang karena tergantikan dengan teknologi. 
Muhadjir memberi harapan, bila tantangan kemajuan teknologi mampu dihadapi para orangtua, Indonesia dapat mencapai generasi emas secara gemilang pada 100 tahun Indonesia merdeka, yakni tahun 2045.
Menyadari pentingnya kerjasama guru dan orangtua dalam perkembangan anak, pemerintah secara intensif mewujudkan pemikiran bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, yakni kemitraan tri pusat pendidikan, yaitu satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat.  
Untuk itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memebntuk Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga tahun 2015 lalu yang lantas menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 30 Tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan.
Pada aturan tersebut,  telah diatur mekanisme dan bentuk pelibatan keluarga di satuan Pendidikan. Menurut Muhadjir, kerja sama dan keselarasan program pendidikan yang diselenggarakan di satuan PAUD dan di keluarga akan mendukung optimasisasi perkembangan anak. 
Oleh karena itu selain memberikan penguatan terhadap penyelenggaraan PAUD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga memberikan penguatan tentang pengasuhan anak kepada orang tua melalui program pendidikan keluarga.  
Dialog nasional yang berlangsung mulai tanggal 6  sampai 8 Desember tersebut mengangkat tema “Mewujudkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Berkualitas, Inklusif dan Berkesetaraan”. Hadir dalam dialog tersebut antara lain pegiat, pemerhati, akademisi, pelaku serta pengambil kebijakan untuk berbagi pengalaman baik dan ide tentang PAUD dan pendidikan keluarga.
Selain itu, juga juga diselenggarakan acara Workshop penyelenggaraan PAUD dan Pendidikan Keluarga di masa depan. Sejumlah topik yang diangkat antara lain pencegahan gagal tumbuh (stunting) melalui PAUD Holistik Integratif; keterlibatan orang tua dalam pengawasan perkembangan anak usia dini.
Pada kegiatan yang diselenggarakan selama tiga hari  juga akan dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait Pembangunan dan Pemberdayaan Desa, Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi dalam Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.  Yanuar Jatnika
Artikel sepenuhnya Hak Cipta Penulis
Diambil dari Situs: sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
Terimakasih sudah membaca tulisan kami ya, berikan komentar dan jangan lupa share supaya informasi baik ini menyebar ya. Ayo cerdas berinternet, kita bangun internet sehat sama sama ya!

Bagaimana Ibu Ainun Habibie Mendidik Ilham dan Thareq menjadi Orang Hebat?

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa.

BJ Habibie dan Istri Ainun Habibie

Ini tentang kisah, bagaimana Baharuddin Jusuf Habibie, Presiden Indonesia ke-3 dan istrinya, Hasri Ainun Besari atau Ainun, mendidik dua orang anaknya, Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.
Dikutip dari buku “The True Life of Habibie” karangan  Andi Makmur Makka, disebutkan, Ainun adalah seorang ibu yang sangat bertanggung jawab dalam membesarkan anak-anaknya.
Sejak kecil, ia membiasakan anak-anaknya untuk mengembangkan kepribadian mereka sendiri. Caranya, Aiunun membebaskan anak-anak untuk berani bertanya tentang hal yang tidak diketahuinya. Ainun akan memberikan jawaban jika ia mampu atau ia akan meminta Habibie jika tidak mampu. Ainun sadar kalau anak-anak sejak kecil harus dibangun keingintahuan dan kreatifitasnya.
Selain itu, Ainun juga membiasakan anaknya hidup sederhana. Uang jajan diberikan pas untuk satu minggu. Dengan demikian si anak memiliki kebebasan untuk memilih jajanan yang mereka sukai, dan mengelola uang mereka sendiri. Hasilnya, Ilham dan Thareq tumbuh sebagai anak yang menghargai kesederhanaan. Pernah mereka harus bolak-balik dari satu toko ke toko lain untuk mendapatkan harga yang pas sebelum membeli suatu barang.
Hal yang juga tidak kalah penting dalam mendidik anak, Ainun dan BJ Habibie membiasakan mereka mengemukakan pendapat dengan mengajak mereka berdiskusi di rumah. Menurut Ainun, jika anak-anak berani mengeluarkan pendapat, artinya mereka sedang belajar dalam hidupnya. “Bagi orang tua, itulah saatnya melaksanakan kewajiban memberikan bekal bagi kehidupan mereka, “katanya seperti di tulis dalam buku itu..
Hasil didikan itu menjadikan kedua anak mereka tumbuh sebagai seorang yang luar biasa. llham Akbar dan Thareq Kemal mewarisi kecerdasan Habibie. Ilham Habibie menyelesaikan pendidikan di Muenchen, Jerman, dalam ilmu aeronautika dan meraih gelar Ph. D dengan predikat summa cumlaude, lebih tinggi dari predikat ayahnya. Sementara Thareq Kemal menyelesaikan Diploma Inggeneur di Braunsweig, Jerman. Yanuar Jatnika
Isi Artikel sepenuhnya Hak Cipta dari Penulis.
Diambil dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Alamat situs: https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4576

Selamat membaca dan jangan lupa share ya! terimakasih sobat SD Nusa

Orang tua menyalahkan anak, padahal si anak tidak salah!

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya!




Mendapati anak yang berlari kencang saat memasuki pintu gerbang sekolah, tak ayal membuat hati saya bertanya-tanya, ada apakah dia berlari sekencang itu? Bahkan peringatan untuk tidak berlari agar tidak jatuh juga tak dia indahkan. Setelah usut punya usut, ternyata bel sekolah telah berbunyi dan anak tersebut datang terlambat ke sekolah.
Sebagai pengganti orangtua di sekolah, naluri keibuan saya muncul. Saya langsung menghampiri dan menanyakan penyebab terlambat. Jawaban mereka pun beragam. Ada yang bangun kesiangan, masih menunggu bekal karena belum matang, belum ada yang mengantar bahkan ada yang karena menunggu bajunya di seterika dahulu akibat kemarin pulang sekolah kehujanan.
Ini hanya sebagian pemicu keterlambatan anak datang ke sekolah. Jika di telusuri kasus tersebut bukan semata-mata kesalahan anak. Namun peran orangtua sangatlah dominan.
Sesuai teori ”tabularsa” (a blank sheet of paper) yang dipelopori John Lock, anak yang lahir ke dunia diumpamakan seperti kertas putih yang kosong dan yang belum ditulisi. Menurut aliran ini, anak yang lahir ke dunia tidaklah  mempunyai bakat atau  pembawaan apa-apa seperti kertas putih yang polos. Oleh karena itu anak-anak dapat dibentuk sesuai keinginan orang dewasa yang memberikan warna pendidikannya.
Sesuai  pandangan tersebut, pendidikan memegang peranan penting dalam mencetak karakter anak. Peran orangtua terutama ibu sangatlah diperlukan. Mengingat ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.
Melihat kasus anak yang terlambat datang tersebut ada beberapa jurus yang bisa ibu lakukan agar peristiwa tersebut tidak terjadi:
Pertama, mengingatkan agar tidak tidur terlalu malam
Dunia anak yang identik dengan bermain seringkali membuat mereka terlena hingga melupakan pesan-pesan ibunya. Situasi inilah, kesabaran dan ketelatenan seorang ibu sangat diperlukan. Jangan pernah lelah dan selalu bersabar untuk mengingatkanya. Misalnya, jika saat ini anak sudah dipesan untuk tidur lebih awal dan itu terlaksanakan, sedangkan besok hal itu terlupakan, maka terus ulangi pesan tersebut agar hal itu menjadi kebiasaan.
Kedua, membuat jadwal menu
Upayakan bahan yang dibutuhkan disiapkan sore hari agar pada pagi hari mudah untuk mengolahnya. Pengadaan bahan masakan ini agar  tetap segar bisa dilakukan dengan memesan bahan dasar kepada tukang sayur yang dipercaya dan menyimpannya dalam lemari es. Jangan membeli bahan yang sudah layu atau sudah busuk. Hal ini untuk menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga.
Ketiga, buat jadwal jam mengantar atau menjemput
Tepatilah jadwal mengantar dan menjemput anak tersebut. Pembuatan jadwal ini harus disesuaikan dengan jam masuk dan kepulangan anak. Jangan sampai terjadi ketidaksesuaian antara rencana dengan kenyataan, sehingga ada salah satu yang harus menunggu terlalu lama, baik itu orangtua atau anak.
Keempat, cek seragam sepulang sekolah
Karena dunia anak erat sekali bermain maka alangkah baiknya seragam anak dibuat dobel. Mengapa? Ini penting mengingat seringnya baju anak kotor usai belajar atau bermain di sekolah. Penyampaian materi dengan metode bermain sambil belajar acapkali diinginkan dan diminati anak karena metode itu sangat cocok sekaligus menyenangkannya. Contohnya metode snow ball, petak umpet, market pleace dan lain-lain. Namun, pelaksanaan metode ini berakibat seragam anak seringkali kotor.
Apakah kita harus memarahi mereka karena bajunya yang kotor? Tentu tidak. Berani kotor adalah salah satu proses bagi anak untuk menerima kenyataan. Karena tidak semua keinginan baik itu terwujud. Kemungkinan hal terburuk yang tidak kita inginkan juga dapat terjadi.
Jadi biarkan mereka menikmati dunianya dan berkembang minat serta bakatnya sesuai usianya. Sementara untuk mengantisipasi akan baju kotornya dapat dilakukan dengan menyediakan baju seragam dobel untuk mereka.
Demikianlah ketidakdisiplinan anak karena bangun kesiangan, menunggu bekal, belum ada yang mengantar hingga tidak adanya seragam sekolah karena baju masih kotor, bukan murni 100%  kesalahan anak. Berkat ibu cerdas yang selalu kerja keras, ikhlas, dan tuntas semua masalah akan teratasi.
Tidak ada keberhasilan tanpa adanya sebuah proses. Dan proses tidak akan pernah membohongi hasil. Untuk itu jangan pernah putus asa untuk melatih anak menjadi disiplin. Semoga dengan jurus melatih kedisiplinan tersebut tidak ada lagi anak-anak yang masih tataran golden age datang terlambat ke sekolah. Salam sehat dan kuat bunda hebat. (Siti Romdiyah - Guru Pendidikan Agama Islam, SD Negeri Ngembul 04, Binangun,  Kabupaten Blitar; Foto - Fuji Rahman)
Artikel ini diambil dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan judul menu "Sahabat Keluarga". Segala Hak Cipta sepenuhnya milik Penulis. SD Nusa tidak menambah dan mengurangi isi artikel. judul Asli "Bukan Anak tapi Orang Tua yang Salah"

Kunjungi artikel asli : https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=249900200 

Monday 11 February 2019

Berulangkali terjadi Siswa Menganiaya Gurunya, Mengapa?

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya!


Berulangkali terjadi Siswa Menganiaya Gurunya, Mengapa?

oleh: Bahrul Ulum,S.Pd

Siswa berani menganiaya gurunya,  fenomena yang kini tidak lagi terjadi satu atau dua kali. Sekarang ini   sering terdengar kejadian guru dianiaya siswanya. Kejadian yang  membuat hati sedih jika kita mendengarnya, apalagi jika guru yang menjadi korban hanyalah guru honorer dengan gaji sebesar 250 ribu sebulan. Fenomena ini nyata terjadi bisa saja disekitar kita, lalu siapakah yang salah, siapa pihak yang salah?.  Fenomena kekerasan siswa terhadap guru merupakan sebuah gunung es yang sebenarnya banyak masalah-masalah yang menjadi penyebabnya sampai akhirnya siswa menunjukkan sikap tidak hormat terhadap gurunya.
Terbaru terjadi penganiayaan siswa terhadap gurunya, dikabarkan terjadi di SMP PGRI Wringinanom, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik. Video penganiayan seorang murid terhadap gurunya tersebut viral di media sosial. Banyak netijen geram terhadap perbuatan siswa tersebut yang sangat tidak menghormati gurunya, beberapa juga menyayangkan sikap guru dalam video penganiayaan tersebut yang hanya bersikap diam saja saat siswa yang bersangkutan mulai berkata-kata dengan suara yang keras dan beberapa kali sempat terlihat memukul guru tersebut.  Video yang juga direkam oleh salah seorang siswa di kelas tersebut ramai menjadi perbincangan netijen setelah beredar di media sosial.

Siswa MTS di Gresik aniaya Gurunya
(gambar:Penganiayaan Siswa MTS di Gresik terhadap Gurunya)

Siapa  yang Salah?

Tentu saja siswa yang bersangkutan salah dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya serta memperbaiki sikap dan perilakukanya.

Mengapa sampai hal ini terjadi?

Kita uraikan langsung dari permasalahannya

1.   Mengapa siswa tersebut sampai berani melakukan tindakan tidak sopan terhadap gurunya?

Mengatasi kenalan anak yang paling memiliki peran dominan adalah keluarga. Merupakan lingkungan  pertamayang ditemui seorang anak dan memiliki ikatan secara batin terhadap anak. Orang tua dapat melakukan dua tindakan dalam mengatasi kenakalan anak.

a.       Preventif/Pencegahan
Orang tua menjauhkan anak dari lingkungan yang buruk. Tanamkan rasa disiplin dari ayah kepada anak. Memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu. Pencurahan kasih saying dari kedua orang tua terhadap anak. Menjaga ikatan keluarga yang harmonis dan ikatan batin yang hangat. Selain itu perlu ditambahkan pendidikan agama untuk meletakkan dasar agama dan moral yang baik agar si anak mampu membedakan keburukan dan kebaika, penyaluran bakat si anak, rekreasi yang sesuai kebutuhan anak dan pengawasan lingkungan pergaulan anak.
b.       Represif
Orang tua aktif dalam kelompok sosial  atau kelompok wali siswa yang bertujuan menanggulangi masalah masalah siswa disekolah ataupun siswa dengan temannya. Tindakan represif dapat dilakukan dengan orang tua melakukan instrospeksi terhadap dirinya sehingga membuat  anak terjerumus kenakalan, memahami latar belakang masalah sepenuhnya, selain itu meminta bantuan para ahli juga baik untuk menemukan metode pendidikan yang baik untuk anak.

2.      Apa Penyebabnya?

Melihat usia psikologis siswa usia sekolah menengah pertama (SMP) yang berumurkisaran 13 sampai 15 tahun,seperti yang dijelaskan oleh Jean Piaget (seorang ahli perkembangan  kognitif) maka peserta didik SMP masuk pada kelompok tahap operasional formal sudah mampu berpikir abstrak,yaitu berpikirmengenai ide dan memikirkan beberapa alternative pemecahan masalah, remaja tidak lagi menerima informasi apa adanya,tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasinya dengan pemikiran mereka sendiri.
Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka. Gunarsa (2009) merangkum beberapa karakteristika remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
-          Kecanggunggan dalam pergaulan
-          Ketidakstabilan emosi
-          Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan hidup
-          Adanya sikap menentang dan menantang orang tua
-          Pertentangan didalam dirinyan sendiri
-          Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tapi tidak dapat terpenuhi semuanya
-          Senang berekperimen
-          Senang bereksplorasi
-          Mempunyai banyak fantasi,khayalan dan bualan
-          Senang berkelompok
Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak dapat dipisahkan dari berbagai pengaruh. Lingkungan keluarga, tempat tinggal,sekolah dan teman-teman sebaya. Mereka harus mampu menyesuiakan diri seara efektif. Berkaitan dengan lingkungan peserta didik, pada saat ini tidak hanya lingkungan tersebut. Lingkungan yang perlu menjadi perhatian guru adalah lingkungan global yang menyangkut perkembangan teknologi. Pengaruh globalisasi pada semua sektor dapat berdampak positif yang dapat mendukung proses belajar. Namun, jika teknologi disalahgunakan maka berdampak buruk terhadap moral peserta didik.

Apa Solusi dari fenomena ini

Semua komponen berperan dalam mendetoksifikasi pengaruh buruk dari globalisasi ini. Fenomena viralnya kekerasan siswa terhadap guru perlu disikapi dengan baik oleh lingkungan pendidikan itu sendiri. Dinas pendidikan dan sekolah perlu lebih gencar lagi menciptakan pendidikan karakter di sekolah yang baik. Pendidikan karakter tidak bisa sebatas menjadi pemahaman konsep.Sekolah perlu menciptakan bentuk-bentuk kegiatan yang membangun budaya sekolah yang baik seperti: pembiasaan senyum salam dan sapa, menciptakan suasana sekolah yang hangat saling menghargai dan gotong royong dengan berbagai kegiatan bersama, Hubungan demokratis yang hangat antara guru dan siswa, sosok seorang guru perlu menjaga wibawanya dan sekaligus menjadi tauladan untuk siswanya sehingga bagaimana guru mengajarkan siswa untuk berpakaian rapi apabila guru juga tidak berpenampilan rapi, tutur kata yang halus dan bertata krama yang dibiasakan mampu membuat siswa hormat dan segan dengan gurunya. Terpenting lagi menghadapi globalisasi ini, sekolah harus tanggap terhadap fenomena dunia luar yang bisa saja masuk ke sekolah. Seluruh warga sekolah perlu tanggap dan mampu memberikan pengertian yang baik kepada siswa mengenai baik dan buruknya informasi yang ada dan bagaimana seorang siswa seharusnya bersikap terhadap suatu fenomena.

Siswa tetaplah seoarang anak yang lebih muda dari kita seorang guru dan orang tua. Setiap individu siswa memilika karakteristik yang beragam. Guru dan orang tua yang perlu memahami gejala perkembangan siswa dan anaknya, mencari informasi penanganan yang tepat sehingga akhirnya mampu mengatasi permasalahan pada siswa dan anaknya dengan tepat.


tag: Siswa Aniaya Gurunya di Gresik

Saturday 2 February 2019

Memilih Sekolah Dasar, apa saja yang perlu dipertimbangkan!

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya

Memilih Sekolah Dasar, apa saja yang perlu dipertimbangkan!


Tahun ajaran 2019-2020 masih 9 sampai 10 bulan lagi. Masih tahun depan. Namun orangtua sudah mulai panik, khususnya mereka yang memiliki anak berusia 7 atau 6 di tahun mendatang. Sekolah, khususnya sekolah swasta sudah mulai melakukan “open house”, bahkan sejak bulan September tahun 2018 untuk pendaftaran tahun 2019. Para orangtua mulai gelisah dan terburu-buru. Mereka berbondong-bondong mendatangi sekolah-sekolah swasta favorit, berburu brosur, bertukar gosip, dan saling membanggakan sekolah sasarannya. 

Untuk pendidikan anak, uang bisa dicari   “Saya sudah daftar loh mbak di SDIT MajuMundur, di sana gedungnya bagus, fasilitas lengkap, kurikulumnya Cambridge dan Oxford sekaligus”. Pihak sekolah pun cerdik memanfaatkan situasi, baliho-baliho besar dipajang di perempatan jalan. Spanduk-spanduk bergambar siswanya berprestasi dipajang berdesakan memenuhi pagar sekolah. Si A menang olimpiade fisika tingkat kecamatan, si B juara 3 lomba menyanyi, dan lain-lain. Untuk anak, tebal tipis dompet tidak masalah. Uang bisa dicari. Pihak sekolah tahu benar hal ini, sehingga uang pangkal masuk SD bisa sampai puluhan juta. Iya, puluhan juta. Supaya orangtua lebih mantap, gedung dibuat megah, bahasa Inggris sebagai pengantar, ada trip keluar negeri, pengajar asing, dan lainnya. Uang pangkal tidak kalah dengan biaya S2 di perguruan tinggi terkenal. Belum SPP per bulan, ada yang lebih tinggi dari UMR (Upah Minimum Regional) daerahnya. 

Ada uang ada barang. Produk asuransi pendidikan pun menjadi produk unggulan perusahaan asuransi. Student loan, pinjaman pendidikan pun mulai banyak terdengar. Kalau perlu untuk bayar sekolah, bisa hutang dulu. Ketika sekolah menjadi industri   Tidak hanya itu, karena pendaftar gelombang satu pun membludak tentu sekolah ingin menerima siswa paling pintar, paling cemerlang dari para pendaftarnya. Semakin moncer anak didiknya, semakin mudah mengklaim sekolahnya mencetak anak-anak berprestasi. Tentu, makin banyak pula spanduk prestasi bisa nangkring di depan sekolah. Untuk itu sekolah melakukan seleksi, atau observasi, atau apapun namanya. Intinya, anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis, jangan harap bisa sekolah favorit ini. 

Anak yang sudah bisa membaca, menulis, berhitung (calistung) kemudian lebih diprioritaskan dibandingkan anak yang belum bisa. Padahal jelas dalam Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan pasal 69 ayat 5 disebutkan penerimaan siswa baru SD kelas 1 atau sederajat tidak didasarkan pada hasil calistung atau bentuk tes lain. Penerimaan siswa baru hanya mempertimbangkan dua hal yaitu usia (6 tahun ke atas) dan kedekatan jarak sekolah dengan rumah. Artinya seleksi yang dilakukan sekolah pada calon siswa didiknya adalah illegal. Fenomena di atas terjadi karena sekolah sudah menjadi industri. Siswa menjadi komoditasnya. Tujuan pendidikan bukan lagi memberikan ilmu pengetahuan dan kecakapan mencakup budi pekerti (karakter) serta tuntunan bertumbuh sesuai kodratnya. 

Tujuan pendidikan ini disampaikan Ki Hajar Dewantara pada artikelnya berjudul “Dasar-dasar Pendidikan” terbit pada majalah “Keluarga” bulan November 1936. Jangan-jangan tujuan akhir pendidikan anak jaman sekarang adalah peningkatan kemampuan kognitif sebagai upaya untuk mencapai keamanan finansial. Tips memilih sekolah Jadi saran saya, ketika kita mencari sekolah terbaik untuk anak, kembalikan lagi pada tujuan utama kita sebagai orangtua. Apakah kita menyekolahkan anak untuk membangun karakter anak dan membantu anak mengaktualisasikan bakatnya?  Atau tujuannya nantinya agar anak dapat mempunyai kesempatan bekerja mapan sebagai dokter, pilot, PNS, karyawan BUMN, atau karyawan perusahaan mentereng?  Saya kira itu pilihan. Kebetulan saya memilih yang pertama. Jadi saya menghindari sekolah-sekolah yang melakukan seleksi, menyingkirkan anak kurang pintar. Menurut saya visi-misi, budaya sekolah, dan karakter guru pada gilirannya akan turut mempengaruhi perkembangan karakter anak. Ketika memilih sekolah, saya akan melakukan beberapa hal sebagai berikut. 

Menurut saya kualitas sekolah bisa dilihat dari visi-misi sekolah, saya akan menanyakannya langsung pada kepala sekolah atau guru. Hal-hal lain yang bisa diperhatikan adalah perilaku guru dan staf sekolah, termasuk misalnya sekuriti, penjaga kantin, atau sopir antar-jemput. Bagaimana reputasi guru sekolah tersebut, pandangan guru mengenai anak berkebutuhan khusus. Saya juga akan tanyakan apa arti kata pintar menurut para guru. Apakah ada kasus bullying dan bagaimana penanganannya. Pada sekolah tertentu saya juga menanyakan pandangan guru terhadap nasionalisme dan NKRI. Terakhir soal infrastruktur, saya hanya akan lihat toilet dan seberapa lengkap koleksi buku perpustakaan sekolah. Itu semua yang menjadi pertimbangan saya menyekolahkan anak.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Memilih Sekolah Dasar, Apa Saja yang Perlu Dipertimbangkan?", https://edukasi.kompas.com/read/2018/10/15/10501561/memilih-sekolah-dasar-apa-saja-yang-perlu-dipertimbangkan

Editor : Yohanes Enggar Harususilo
Penulis : Bondhan Kresna W

artikel sepenuhnya milik penulis dan edukasi.kompas.com

Pidato acara Perpisahan siswa kelas 6

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya! Mencari RPP Tematik SD?, kunjungi menu "RPP Tematik SD" pilih RPP sesuai tingkatan kelas, Tema dan Pembelajaranya


Assalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat, hidayah dan taufik-Nya sehingga kita bisa hadir diacara perpisahan ini.

Bapak, Ibu guru serta para orang tua siswa kelas VI khususnya, terimakasih atas kehadirannya diacara perpisahan ini, dan terimakasih Justify Fulljuga atas semua dukungannya sehingga acara perpisahan ini bisa terlaksana sesuai dengan apa yang telah direncanakan. tak lupa juga saya ucapkan selamat kepada anak-anak kelas  VI Tahun Ajaran 2017 /2018

Shalawat dan salam senantiasa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Allah Muhammad SAW, yang telah menyelamatkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman zakariyah.
Ini mungkin hari terakhir bagi anak-anak kelas VI Tahun Ajaran 2017 /2018 sekalian berada di sekolah ini. Namun, segala apa yang telah  dilalui bersama merupakan kenangan terindah yang tak akan terlupakan. Mudah-mudahan dengan ilmu yang telah diajarkan di sekolah ini bisa menjadi bekal buat kehidupan kalian dimasa depan nanti.

Anak-anaku sekalian
Sungguhpun kalian adalah panutan yang baik bagi kami. Kalian telah memberi prestasi bagi sekolah kami. Sekarang ini mungkin hari terakhir kebersamaan kalian, tapi bukan berarti hari terakhir hubungan kalian dengan sekolah kalian ini MIS Pakumbulan, mungkin suatu saat kalian bisa kembali lagi di sekolah ini berkunjung kepada guru-guru kalian, dan menceritakan kesuksesan kalian. Ada banyak sekali hal yang berkesan selama kalian sekolah disini. Kebersamaan kalian yang membuat sekolah kita  berprestasi dan semakin baik.

Ibu, bapak serta anak-anaku sekalian
Sebuah ungkapan yang tak asing lagi bagi kita, “dimana ada pertemuan, disitu ada perpisahan”. Enam tahun lalu kalian bertemu di tempat ini, kalian masih kecil-kecil hingga sekarang kalian sudah semakin remaja dan akhirnya ditempat ini pulalah kita berpisah.

Ibu, bapak serta anak-anaku sekalian
anak-anaku tercinta, satu pesan buat kalian. Kalian adalah alumni-alumni yang baik lagi sopan. Perlihatkanlah sifat baik lagi sopan itu kepada orang-orang di luar sana. Buatlah hal itu menjadi ciri khas bagi alumni sekolah kita MIS Pakumbulan. Jagalah nama baik sekolah kita dimanapun kalian memijakkan kaki. Tetapkanlah hati dan pikiran kalian dalam kejujuran dan kebenaran, niscaya kalian akan menjadi orang-orang yang sukses dan berhasil di masa depan. Selamat jalan anak-anaku sekalian !. Semoga Tuhan mempertemukan kita kembali di masa yang akan datang.

Ibu, bapak serta anak-anaku sekalian
Sebetulnya masih banyak hal ingin saya sampaikan kepada kalian. Namun mudah-mudahan walaupun dengan sedikit pesan dan kesan ini, dapat mendatangkan berkah dan manfaat kepada kita semua. Sekali lagi, selamat jalan anak-anaku sekalian !..

Akhir kata saya uccapkan Minallahil Musta’an Wa ‘Alaihit Tiklan
Fallahu Khairun Hafidzan
Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu