Kelas Nusa

Kelas Nusa
Kelas Nusa : Kita Semua adalah Inspirasi

Saturday 11 October 2014

Berkunjung ke Pekalongan-Batang sempetin juga ke Pagilaran ya


Pagilaran adalah  tempat wisata Kebun Teh yang berlokasi di Kabupaten Batang. Batang terletak sekitar 2 jam dari Kota Semarang dan berbatasan dengan Pekalongan. Kabupaten Batang memiliki daerah pegunungan sehingga memiliki hawa yang cukup sejuk. Pegunungan didaerah selatan berbatasan langsung dengan Banjarnegara dan Pegunungan ini termasuk dalam kawasan Pegunungan Dieng.
Gerbang masuk kawasan Kebun Teh Pagilaran
Kalau kalian ingin jalan-jalan ke Pagilaran kalian tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam. Bahkan bisa menjadi Travelling yang murah meriah. 

Udara yang sejuk dan hijaunya hamparan Kebun Teh yang sangat luas bisa menyegarkan otak dan pikiran kita. Selain Kebun teh disana juga sudah ada temapat outbond yang seru. Bukan cuma anak muda saja yang doyan kesana banyak juga keluarga yang ingin menghabiskan waktu disana.

Bahagia itu sederhana. Kita juga perlu sejenak bersantai menikmati alam dan mensyukuri atas Hidup yang diberikan Tuhan.

salamm, ayo mampir ke Pagilaran :)

Friday 10 October 2014

Setiap dari kita punya Jalannya masing-masing

     


    Masih ingat betul bagaimana rasanya punya optimisme yang tinggi. Saat itu aku duduk dibangku kelas 3 SMA. Memang benar kalau kata orang saat-saat itu adalah saat kita punya idealisme yang tinggi. Optimisme yang tinggi itulah yang kadang membuat kita sampai seakan menyombongkan diri bahwa apa yang kita cita-citakan pasti akan 100% terwujud. Mereka yang terlalu sombong atas kemampuan mereka yang melupakan bahwa Tuhan yang mengatur jalan hidup dan memberi jalan yang terbaik pasti akan sakit dan perih ketika gagal menggapai impiannya.
     Menargetkan untuk kuliah di PTN tidak pernah ada dalam benakku, tidak pernah merasakan rasanya Ujian SMPT. Dulu yang ditargetkan kalau tidak Perguruan Kedinasan ya Akademi Militer. Keyakinan akan masuk Militer sangat kuat kalau mengingat sejak SD dari kelas 1-6 selalu menjadi ketua kelas dan selalu menjadi Pemimpin Utama pada kesempatan Upacara Hari Senin.
     Keyakinan untuk menjadi Tentara itu semakin besar lagi ketika SMA aku bergabung dengan Organisasi Paskibra. Bertemu dengan teman-teman yang satu misi rasanya semakin mudah saja untuk meniti jalan itu tidak tanggung-tanggung setiap ada kesempatan alumni Paskibra Sekolah yang sudah masuk Militer datang ke Sekolah pasti aku selalu antusias untuk bertanya dan meminta saran-saran.
     Aku sempat mengikuti seleksi Akademi Angkatan Udara. Cita-cita menjadi Perwira TNI AU menjadi pilihan ketika sudah semakin dekat dengan masa akhir SMA. Sayang, dipengalaman pertama mendaftar  militer belum berbuah manis, aku gagal. Awalnya berat memang rasanya ingin mencoba lagi ditahun depan. 
    Tidak mungkin kalau harus berdiam saja dirumah, akhirnya dengan saran dari Ibu aku mendaftar PTN. Mengambil jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Tidak pernah menjadi daftar list Impian ku untuk menjadi seorang Guru SD. Setelah dijalani semester demi semester mulai memahami betapa pentingnya Guru SD bagi bangsa. Cita-cita yang dulu sempat berarti Perjuangan sekarang sudah menjadi Pengabdian.
     Sekarang aku sedang menikmati hari-hari ku menjadi mahasiswa, penuh tugas, penuh kegiatan kampus. Pengalaman dulu aku maknai sebagai mengasah diri menjadi yang terbaik. Saat ini banyak kegiatan kampus yang saya Ketuai. Kemampuanku sekarang ini saya yakini karena dulu saya sudah menempa diri pada kegiatan-kegiatan organisasi dan ekstrakulikuler.
     Setiap dari kita punya jalannya masing-masing, kita hanya perlu banyak berdoa dan berusaha. Mengenai hasil akhir kita serahkan kepada Yang Maha Kuasa. 

Wednesday 8 October 2014

Mencoba merelakan


Love
 

    Sedih, kecewa iya tapi tak pernah ada keinginan untuk mengusik hubunganmu dengannya. Aku lah yang lebih dulu mencoba mengambil hatimu tapi pada akhirnya bukan aku yang kau pilih jadi pendampinmu. Kalau boleh terus terang rasanya canggung kalau harus berada ditengah-tengah kalian dan kalian mungkin juga merasakan hal yang sama, tapi ini memang keputusanmu untuk bersamanya.
    Susah, bagaiamana bisa aku melupakanu begitu saja setelah lama aku jadikan penghias mimpiku, pengisi angan-anganku. Sosok sepertimulah yang aku cari, bukanku pilah-pilih tapi bagaimana lagi seperti sudah tertanam jauh didalam hati, sudah pas. 
   Ikhlas, aku tahu cinta itu urusannya sama hati dan hati penuh dengan keajaiban. Keputusanmu untuk bertambat dengannya membuatku belajar lagi bahwa mencari tautan hati bukan sekedar menjadi orang yang baik kepadanya tetapi kita harus benar-benar mencintainya tanpa alasan, tanpa sebab biarkan hati terketuk begitu saja.
   

Pendidikan Sepanjang Hayat

        Pendidikan sepanjang hayat, yang sering juga disebut pendidikan seumur hidup dan dalam bahasa inggris disebut Lifelong Education merupakan prmasalahan yang banyak dibicarakan dalam bidang pendidikan. Pendidikan sepanjang hayat mulai pandangan tentang aktual saat topik itu dilontarkan oleh UNISCO sebagai pandangan tentan pendidikan yang mengantisipasi perubahan-perubahan yang ada pada masyarakat seluruh dunia dan negara berkembang peda khususnya. UNESCO dan lembaga internasional lainya mulai melihat problem-problem ketertinggalan, kemiskinan hanya dapat diatasi dengan pendidikan dalam format yang menyesuaikan kebutuhan dan dikenakan pada berbagai kelompok umur termasuk orang dewasa.
  Permasalahan tidak berhenti pada buta aksara saja. Kemajuan teknologi juga menantang mereka yang secara ekonomis tidak bermasalah. Kemampuan menggunakan komputer yang perangakat lunak yang baru, makapara pengguna komputer harus selalu menyesuaikan agar kemudahan-kemudahan yang ditawarkan software baru dapat dimanfaatkan. Pada saat ini, pndaftaran ikut ujian, kursus dan pengumuman keluluan maupun diterima di suatu kursus juga dilewatkan internet sehigga bagi mereka yang terdidik ketergantungan pada teknologi baru dalam informasi makin meningkat.
Pemikiran ini tidak saja untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk peserta didiknya yang akan menjadi generasi yang lebih dituntut untuk mampu menyesuaikan diri daripada guru atau pendidikannya, karena peserta didik akan hidup di era yang tuntutan hidupnya lebih beragam. 

Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan padqa hakikatnya merupakan sesuatu yang ada di luar diri individu, walaupun ada juga yang mengatakan bahwa ada lingkungan yang terdapat dalam individu.
Lingkungan pendidikan meliputi:
1.      Lingkungan phisik (keadaaan iklim, keadaan alam)
2.      Lingkungan budaya (bahasa, seni, ekonomi, politik, pandangan hidup, keagamaan dan lainnya.
3.      Lingkungan sosial/masyarakat (keluarga, kelompok bermain, organisasi)
Dalam GBHN disebutkan pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama  antara keluarga, pemerintah, dan masyarakat.

Alat Pendidikan

Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang secara langsung membantu terwujudnya pencapaian tujuan pendidikan, atau dengan kata lain alat pendidikan adalah situasi dan kondisi yang sengaja dibuat oleh guru untuk membantu terwujudnya pencapaian tujuan pendidikan. Alat pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam pengertian, yaitu alat pendidikan yang bersifat tindakan, dan alat pendidikan yang berupa kebendaan (alat bantu).
Macam alat pendidikan menurut wujudnya, meliputi:
  •           Perbuatan pendidik, yaitu alat pendidikan yang bersifat non material, sering disebut software. Alat pendidikan non material ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bersifat mengarahkan dan mencegah. Mengarahkan antara lain: memberi teladan, membimbing, menasehati, perintah, pujian, dan hadiah. Mencegah antara lain: melarang, menegur, mengancam, dan bahkan menghukum.
  •      Benda-benda sebagai alat bantu pendidikan. Dengan demikian alat bantu ini bersifat material. Sering pula disebut hardware. Alat yang bersifat material ini contohnya antara lain buku-buku, gambar, alat permainan, alat peraga, alat laboratorium, meja kursi, papan tulis, OHP, kapur, dsb.

Sesuai dengan metode pndidikan, agar alat pendidikan, agar alat pendidikan tersebut dapat dikatakan baik jika memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.      Tujuan pendidikan
2.      Pendidik
3.      Peserta didik

Metode Pendidikan

Metode adalah cara yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Metode pendidikan adalah cara-cara yang dipakai oleh orang atau sekelompok orang untuk membimbing anak/ peserta didik sesuai dengan perkembangannya ke arah tujuan yang hendak dicapai. Metode pendidikan tersebut selalu terkait dengan proses pendidikan, yaitu bagaimana cara melaksanakan kegiatan pendidikan agar tercapai tujuan pendidikan.
Untuk memilih metode yang tepat dalam proses pendidikan perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
a.       Tujuan yang hendak dicapai
b.      Kemampuan pendidik
c.       Kebutuhan peserta didik
d.      Isi atau materi pendidikan.
Tujuan pendidikan yang hendak dicapai antara negara yang satu dengan yang lain bisa berbeda. Hal ini dikarenakan tujuan pendidikan suatu negara mempunyai ciri tersendiri. Tujuan tersebut tidak bisa lepas dari tujuan negara yang akan dicapai. Dalam Undang – Undang Republik Indonesia tahun 2003 pasal 4 disebutkan tujuan pendidikan nasional “.
Metode pendidikan harus pula disesuaikan dengan guru/ pendidik. Guru yang tidak menguasai praktek lapangan, misalnya menyepak bola (FPOK), memasang batu bata (FPTK-Jurusan Bangunan), menari (Seni Tari FBS), maka sebaiknya guru/ pendidik tersebut tidak menggunakan metode pemberian contoh. Metode pemberian contoh akan dilaksanakan oleh guru/ pendidik jika guru tersebut menguasai bidang praktek lapangan.
Kebutuhan peserta didik merupakan faktor yang pertama harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang paling berkepentingan dalam proses pendidikan. Guru/ pendidik haruslah memperhatikan bakat, minat, sikap, dan kemampuan peserta didik. Bagi peserta didik yang kemampuannya di bawah rata-rata tentunya guru harus lebih banyak membimbing dan membri contoh pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan. Kebutuhan peserta didik tidak akan lepas dari perkembangan peserta didik itu sendiri.
Isi atau materi pendidikan ikut pula menentukan metode pendidikan yang akan digunakan. Isi atau materi pendidikan yang meliputi nilai-nilai, keterampilan dan pengetahuan, humaniora dan kewarganegaraan mempunyai kecenderungan metode pendidikan yang berbeda. Nilai-nilai lebih banyak pada metode pemberian contoh dan nasehat 

Isi Pendidikan

Mendidik dan dididik merupakan perbuatan yang fundamental, ini tidak dapat disangkal. Perbuatan ini mengubah dan menentukan hidup manusia. Dengan pendidikan, anak tumbuh menjadi manusia. “mendidik adalah pertolongan atau pengaruh yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak supaya anak menjadi dewasa”, (Driyarkara, 2006: 414).
Supaya anak menjadi dewasa tersebut ditetapkan isi/ materi pendidikan yang relevan. Isi pendidikan adalah segala sesuatu yang diberikan kepada peserta didik untuk keperluan pertumbuhan. Isi pendidikan berbeda dengan isi pengajaran. Isi pendidikan berupa nilai, pengetahuan, dan keterampilan. Sedangkan isi pengajaran adalah pengetahuan dan keterampilan. Hal ini berkaitan dengan mendidik, yakni transfer nilai, pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik, dan jika mengajar berarti transfer pengetahuan dan keterampilan.
Nilai yang dimaksud dalam alinea diatas adalah nilai-nilai kemanusian yang berupa pengalaman dan penghayatan manusia mengenai hal-hal yang berharga bagi hidup manusia. Nilai tersebut akan membentuk sikap dan kepribadian peserta didik pada hidup yang baik.
Salah satu parameter keberhasilan suatu pendidikan adalah internalisasi nilai dalam beberapa tahap, yaitu kognitif, afektif, konatif, praktik. Setelah pelajar mengerti sesuatu, mereka haruslah menghargai apa yang dipelajari, kemudian munculah komitmen untuk melaksanakannya secara konsisten.
Mengintegrasikan nilai bukan proses yang sederhana. Hal tersebut melibatkan “hati nurani”. Nilai dikembangbiakkan lewat refleksi dan ekspresi bebas, tetapi bermartabat. Proses pembelajaran tidak hanya berhenti di otak, tetapi harus “dilakoni”. Sisiwa menerima pelajaran selanjutnya diolah oleh pikiran (akal budi) dan selalu diperbarui. Siswa diajak untuk memikirkan dunia yang indah dan bermanfat bagi kehidupannya.
Pengetahuan menurut Poedjawijatna adalah hasil daripada tahu. Abbas hamami, salah seorang dosen filsafat Gajah Mada, pengetahuan adalah hubungan subjek-objek yang disadari. Oleh karena itu, pengetahuan sebetulnya meliputi segala aspek kehidupan manusia, termasuk didalamnya nilai dan keterampilan. Hanya dalam isi pendidikan yang kita bicarakan ini lebih mengacu pada pengetahuan yang berasal dari pengalaman indra dan pengetahuan yang berasal dari pegalaman rasio/ budi.
Keteramilan diperoleh peserta didik melalui latihan. Contoh keterampilan meyepak bola, maka peserta didik perlu dilatih berulang kali untuk menyepak/ menendang bola yang benar dan mempunyai akurasi sasran tembak yang tepat. Keterampilan ini meliputi keterampilan fisik, keterampilan berbicara, dan keterampilan berfikir.
Keterampilan diperoleh biasanya melalui pelatihan, kebiasaan. Jika latihan tersebut sering diulang-ulang, maka hasil dari keterampilan tersebut akan smakin baik. Contoh: seorang pemain sepak bola, seseorang akan semakin sempurna jika dia mengadakan latihan yang berulang-ulang.
Pada saat melaksanakan pendidikan, guru harus mempertimangkan hal-hal sebagai berikut:
1)      Isi/ materi harus sesuai dan menunjang tercapainya tujuan. Hanya isi/ materi yang sesuai dan menunjang tujuan yang perlu diberikan.
2)      Urgensi materi, yakni materi itu penting untuk diketahui oleh peserta didik. Disamping itu sifat isi/ materi tersebut merupakan landasan untuk mempelajari bahan berikutnya
3)      Nilai praktis/ kegunaannya diartikan sebagai makna, (isi/ materi itu) bagi kehidupan sehari-hari.
4)      Materi tersebut merupakan materi wajib, sesuai dengan tuntutan kurikulum.

5)      Materi yang sudah diperoleh sumbernya, pelu diupayakan untuk diberikan kepada peserta didik. (Sutan Zani Arbi, 1993: 28)