E.Penulisan Kata
a. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu-kesatuan.
Contoh:
-Ibu percaya bahwa engkau tahu.
-Kantor pajak penuh sesak.
-Buku itu sangat tebal.
b. Kata turunan
1. Imbuhan (awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh:bergeletar,dikelola,penatapan,menengok,mempermainkan.
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
bertepuk tangan,garis bawahi,menganak sungai,sebar luaskan
3.
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran unsur ,
gabungan
kata itu ditulis serangkai
Misalnya:
Menggarisbawahi,menyebarluaskan,dilipatgandakan,penghancurleburan.
4. Jika salah satu unsure gabungan kata hanya dipakai dalamkombinasi,gabungankata
itu ditulis
serangkai
Contoh:
antarkota,dasawarsa,adipati,audiogram,ekstrakurikuler,elektroteknik,introspeksi,sem
ipropesional,dan lain-lain.
c. Penulisan Kata Ulang
1. |
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung di antara
unsur-unsurnya. |
Misalnya:
|
||||||||||||||||||||||||||||||
Catatan:
|
||||||||||||||||||||||||||||||
2. |
Awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan bentuk ulang. |
|||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya: kekanak-kanakan perundang-undangan melambai-lambaikan dibesar-besarkan memata-matai |
Catatan:
Angka 2 dapat digunakan dalam penulisan bentuk ulang untuk keperluan
khusus, seperti dalam pembuatan catatan rapat atau kuliah. |
Misalnya: Pemerintah sedang mempersiapkan rancangan undang2 baru. Kami mengundang orang2 yang berminat saja. Mereka me-lihat2 pameran. Yang ditampilkan dalam pameran itu adalah buku2
terbitan Jakarta. Bajunya ke-merah2-an |
d. Gabungan Kata
1. |
Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis
terpisah. |
||||||||||
Misalnya:
|
|||||||||||
2. |
Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis
dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya untuk menegaskan
pertalian unsur yang |
bersangkutan. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. |
Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Misalnya:
|
e. Kata
Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti
ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya;-ku, -mu, dan –nya
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
f. Kata
Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada
dan daripada.
Misalnya:
Bermalam sajalah di sini.
Di mana dia sekarang?
Kain itu disimpan di dalam lemari.
Kawan-kawan bekerja di dalam gedung.
Dia berjalan-jalan di luar gedung.
Dia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Mari kita berangkat kekantor.
Saya pergi kesana kemari mencarinya.
Ia datang dari Surabaya kemarin.
Saya tidak tahu dari mana dia berasal.
Cincin itu terbuat dari emas.
Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di dalam kalimat seperti di bawah ini ditulis
serangkai.
Misalnya:
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Dia lebih tua daripada saya.
Dia masuk, lalu keluar lagi.
Bawa kemari gambar itu.
Kesampingkan saja persoalan yang tidak penting itu.
Baca Selanjutnya >>
No comments:
Post a Comment