C. Pemisahan Suku Kata
Setiap suku kata bahasa Indonesia ditandai oleh sebuah vokal. Huruf vokal
itu dapat didahului atau diikuti oleh huruf konsonan. Persukuan atau pemisahan
suku kata biasanya kita dapati pada penggantian baris, yaitu terdapat pada
bagian akhir setiap baris tulisan. Pengguna bahasa tidak boleh melakukan
pemotongan kata berdasarkan kepentingan lain, misalnya mencari kelurusan baris
pada pinggir baris setiap halaman atau hanya untuk memudahkan pengetikan.
Penulisan harus mengikuti kaidah-kaidah pemisahan suku kata yang diatur dalam
Ejaan yang Disempurnakan seperti berikut ini.
1) Apabila
di tengah kata terdapat dua vokal berurutan, pemisahan dilakukan di antara
vokal tersebut. Contoh:
Main=ma-in,
taat=ta-at
1. Apabila
di tengan kata terdapat dua konsonan berurutan, pemisahan dilakukan di antara
kedua konsonan tersebut. Contoh :
Ambil=am-bil,
undang = un-dang
2. Apabila
di tengan kata terdapat konsonan di antara dua vokal pemisahannya dilakukan
sebelum konsonan. Contoh:
Bapak=ba-pak,
sulit=su-lit
3. Apabila
di tengah kata terdapat tiga atau empat konsonan, pemisahannya dilakukan di
antara konsonan pertama dan konsonan kedua. Contoh:
Bangkrut=bang-krut,
instumen=in-stru-men
4. Imbuhan
termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk partikel yang biasanya ditulis
serangkai dengan kata dasarnya, penyukuannya dipisahkan sebagai satu kesatuan.
Contoh:
Minuman=mi-num-an,
bantulah=ban-tu-lah
5. Pada
akhir baris dan awal baris tidak diperkenankan ada huruf yang berdiri sendiri,
baik vokal maupun konsonan. Contoh:
Salah Benar
ikut ju- ikut j-
ga uga
masalah masalah
i-
tu itu
6. Tanda
pemisah (tanda hubung) tidak diperkenankan diletakkan di bawah huruf dan juga
tidak boleh berjauhan dengan huruf, tetapi diletakkan di samping kanan huruf.
Contoh:
Salah Benar
pengam- pengam
bilan . bilan.
bela- bela
-
jar jar
No comments:
Post a Comment