1.
Orientasi Perseorangan
Orientasi perseorangan bimbingan dan
konseling menghendaki agar konselor menitikberatkan pandangan pada siswa secara
individual. Namun pemusatan perhatian
terhadap individu itu sama sekalali tidak berarti mengabaikan kepentingan
kelompok, dalam hal ini kepentingan kelompok diletakan dalam kaitannya dengan
hubungan timbal balik yang wajar antar individu dan kelompoknya.
Sejumlah kaidah
yang berhubungan dengan orientasi perorangan dalam bimbingan dan konseling,
yaitu:
1.
BK diarahkan bagi perwujudan diri
sendiri setiap individu
2.
Pelayanan BK meliputi kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan motivasi dan kemampuan tiap individu agar optimal dan dapat di manfaatkan
3.
Setiap klien harus diterima sebagai
individu dan harus ditangani secara individual
4.
Konselor bertanggung jawab untuk
memahami minat, kemampuan dan perasaan klien serta untuk menyesuaikan program –
program pelayanan dengan kebutuhan klien setepat mungkin
2.
Orientasi Perkembangan
Orientasi
perkembangan dalam BK lebih menekankan pentingnya peranan perkembangan yang
terjadi pada saat ini dan yang akan terjadi pada diri individu di masa yang
akan datang. Keseluruhan proses perkembangan itu menjadi perhatian BK.
Dalam
perkembangannya anak-anak berkemungkinan mengalami hambatan perkembangan
kognisi dalam empat bentuk :
- Hambatan egosentrisme , yaitu
ketidakmampuan melihat kemungkinan lain di luar apa yang dipahaminya.
- Hambatan konsentrasi , yaitu
ketidakmampuan untuk memusatkan perhatian pada lebih darii satu aspek
tentang semua hal.
- Hambatan reversibilitas , yaitu
ketidakmampuan menelusuri alur yang terbalik dari alur yang di pahami
semula.
- Hambatan transformasi , yaitu
ketidakmampuan meletakan sesuatu pada susunan urutan yang di tetapkan.
3.
Orientasi Permasalahan
Orientasi
masalah secara langsung bersangkut paut dengan fungsi pencegahan, fungsi
pengentasan, fungsi pemahaman dan fungsi pemeliharaan atau pengembangan pada
dasarnya juga bersangkut paut dengan permasalahan pada diri klien.
No comments:
Post a Comment