Kelas Nusa

Kelas Nusa
Kelas Nusa : Kita Semua adalah Inspirasi

Monday 22 September 2014

Manajemen Program Bimbingan Konseling Disekolah

1.    Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling diselenggarakan di sekolah sebagai bagian dari keseluruhan usaha sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sebagai sub-sistem pendidikan di sekolah, bimbingan dan konseling dalam pelaksanaannya tidak pernah lepas dari perencanaan yang seksama dan bersistem.
Sebagai suatu kegiatan, apabila dilakukan secara sembarangan, tak terencana, dapat dipastikan hasilnya tidak akan diketahui secara pasti. Apabila bimbingan dan konseling tidak dilakukan secara terencana dan sembarangan maka tidak akan dapat diketahui seberapa hasil yang telah dicapai dalam konteks kontribusinya bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Sedangkan program itu merupakan rencana kerja. Menurut T. Raka Joni, program adalah kegiatan yang dirancang dan dilakukan secara kait mengkait untuk mencapai tujuan tertentu.
Unsur-unsur dalam suatu program:
a.    Adanya seperangkat kegiatan, yaitu kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan merupakan suatu kegiatan yang utuh.
b.    Dirancang, artinya hal-hal yang akan dilakukan dirancang sedemikian rupa agar tidak terjadi pelapisan atau akumulasi kegiatan, apalagi berbagai benturan akibat kegiatan yang dilakukan berulang-ulang yang pada gilirannya berdampak pada penurunan efektivitas dan efisiensi.
c.    Dilakukan secara kait-mengait, yaitu bahwa dalam melakukan kegiatan yang sudah dirancang kegiatan itu tidak berdiri sendiri atau lepas-lepas melainkan ada keterkaitan satu sama lain. Keterkaitan itu tidak hanya terjadi antar kegiatan saja tetapi juga pada tahap kesinambungan kegiatan satu dengan tahap kegiatan selanjutnya.
d.   Adanya tujuan tertentu, yaitu sebagai arah dan kendali agar semua aktivitas yang terangkum dalam program selalu terfokus kepada satu titik tuju.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dalam penyelenggaraannya melibatkan seluruh personil sekolah dan dalam berbagai jenis layanannya akan berurusan dengan bidang lain seperti bidang pembelajaran dan administrasi sekolah. Agar tidak terjadi tumpang tindih dan benturan antar kegiatan di masing-masing bidang, maka diperlukan program yang sistematis. Program yang sistematis akan mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)      Program bimbingan dan konseling dirancang untuk melayani kebutuhan siswa.
2)      Program bimbingan dan konseling merupakan bagian terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah.
3)      Tujuan program harus dirumuskan secara jelas eksplisit (operasional) dan menunjang pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan dan konseling.
4)      Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah,
5)      Personil bimbingan dan konseling perlu diidentifikasi dan tugas-tugas serta tanggung jawabnya harus dirumuskan.
6)      Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan program.
7)      Dari keperluan-keperluan utnuk penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling, dua hala esensial adalah data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan bahan informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan keputusan.
8)      Perlu penerapan ancangan sistem dalam pengembangan program dan pemecahan masalah pengelolaan.
9)      Dukungan dan pelibatan masyarakat sekitar harus diusahakan sejauh mungkin demi kelancaran penyelenggaraan program dan tercapainya tujuan (Munandir, 1996)

2.    Pelaksanaan dan Pengarahan Program Bimbingan dan Konseling
Setiap sekolah perlu merlu merancang program bimbingan dan konseling sebagai  bagian integral dari program sekolah secara keseluruhan yang akan dijadikan sebagai acuan pelaksanaan layanan bimbingan dan sekolah di sekolah tersebut. Jenis program yang perlu dirancang dan dikembangkan yaitu:
1)      Program tahunan sebagai program sekolah. Program ini dijabarkan menurut alokasi waktu pada setiap semester, program bulanan, dan program mingguan. Oleh karena itu matriks atau schedule. Dalam program itu dicantumkan substansi kegiatan, jenis layanan menurut alokasi waktu. Kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagai program sekolah antara lain:
a.    Pemberian layanan informasi melalui ceramah yang mengundang nara sumber dari luar sekolah yang dijadikan sebagai career day.
b.    Program pemberian layanan orientasi bagi siswa baru pada awal tahun sebagai bagian dari program sekolah.
c.    Mengadakan tes bakat atau inventori minat untuk bahan pertimbangan penjurusan.
d.   Mengadakan kunjungan ke tempat industri yang bermanfaat bagi bimbingan karir.
e.    Membentuk kelompok-kelompok group counseling.
f.     Memberikan pelatihan keterampilan belajar akademik.
2)      Program kegiatan layanan bagi setiap guru pembimbing sesuai dengan pembagian tugas layanan di sekolah. Setiap guru pembimbing perlu membuat program berupa satuan layanan (satlan) dan satuan kegiatan pendukung (satkung) setiap kali akan melakukan pelayanan kepada siswa berdasarkan jadwal yang sudah dipetakan.
Dalam menyusun program tahunan maupun program setiap kegiatan layanan bimbingan dan konseling, hendaknya mencakup bidang-bidang yang menadi garapan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam penyusunan program pada masing-masing bidang hendaknya disesuaikan dengan karakterisitik satuan pendidikan atau jenis dan jenjang sekolah karena setiap sekolah mempunyai kurikulum dan tugas pendidikan yang berbeda. Contoh: Sekolah Menengah Umum dan Sekolah Menengah Kejuruan berbeda  dalam kurikulum dan misi pendidikannya.
3.      Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan mencapai tujuan bimbingan dan konseling di sekolah dibutuhkan upaya untuk mengumpulkan bukti berupa data yang mengindikasikan keberhasilan itu untuk dianalisis dan ditafsirkan. Upaya ini disebut dengan evaluasi. Evaluasi bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen sistem bimbingan dan konseling yang sangat penting karena mengacu pada hasil evaluasi sehingga dapat diambil kesimpulan apakah kegiatan yang direncanakan telah dapat mencapai sasaran yang diharapkan secara efektif dan efisien atau tidak, kegiatan itu dilanjutkan atau sebaliknya direvisi dan sebagainya.
a.    Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling secara umum bertujuan untuk:
·         Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subyek yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling.
·         Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas strategi pelaksanaan program dalam kurun waktu yang tertentu.
Secara khusus, evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling bertujuan untuk:
·         Meneliti secara berkala hasil pelaksanaan program yang telah dicapai.
·         Memperoleh informasi tentang tingkat efektivitas dan efisiensi layanan bimbingan dan konseling yang ada.
·         Mengetahui jenis layanan yang sudah ataupun belum dilaksanakan dan jenis layanan yang memerlukan perbaikan dan pengembangan.
·         Mengetahui tingkat partisispasi staf atau personil sekolah dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program.
·         Mengetahui seberapa besar kontribusi program bimbingan dan konseling terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran sekolah.
·         Memperoleh informasi yang cermat  dan memadai untuk kepentingan perencanaan langkah-langkah pengembangan program.
·         Membantu mengembangkan kurikulum sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

b.    Prinsip-prinsip Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling
Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1.  Evaluasi program yang efektif menuntut pengenalan yang cermat dan rinci terhadap tujuan yang akan dicapai.
2.  Evaluasi program yang efektif membutuhkan kriteria pengukuran yang jelas.
3.  Evaluasi program memerlukan keterlibatan berbagai pihak yang memiliki kompetensi professional.
4.  Evaluasi program menuntut umpan balik dan tindak lanjut sehingga hasilnya dapat dipakai untuk dasar pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan.
5.  Evaluasi program hendaknya terencana dan berkesinambungan.

c.    Pendekatan dan Metode Evaluasi Pelaksanaan Program Program Bimbingan dan Konseling
Shetzer dan Stone membagi pendekatan ke dalam tiga pendekatan pokok yaitu:
1.    Pendekatan dan Metode Survey
Pendekatan dan metode ini lebih banyak menggunakan metode evaluasi yang berlatar sekolah. Prosedur yang ditempuh biasanya dengan mengumpulkan sebanyak mungkin data tentang masukan siswa, proses, dan hasil yang merupakan keluaran program. Temuan yang diperoleh dirumuskan dalam profil yang bersifat deskriptif kuantitatif maupun kulaitatif.
2.    Pendekatan dan Metode Eksperimen
Pendekatan ini merupakan perpaduan antara riset dan evaluasi, yaitu kegiatannya bertujuan melakukan evaluasi tetapi prosedurnya memakai model riset eksperimental. Umumnya dipakai ketika guru pembimbing atau konselor ingin mengetahui seberapa besar pengaruh layanan bimbingan dan konseling terhadap perilaku sejumlah siswa.
Kebutuhan pendekatan dan metode ini muncul ketika layanan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan terjadinya perubahan perilaku siswa. Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan itu maka perlu metode yang dapat mengukur dampak layanan terhadap perilaku siswa tersebut. Riset eksperimental merupakan pendekatan yang tepat.
3.    Studi Kasus
Studi kasus digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan seorang siswa yang dijadikan sebagai objek telaah kasus. Pendekatan dan metode ini dipakai untuk  mengukur keberhasilan layanan konseling. Metode ini membutuhkan banyak waktu dan tenaga  tetapi jika dapat dilakukan akan banyak bermanfaat karena dapat mengetahui perkembangan kepribadian klien sejak awal ia bermasalah, selama dibantu, sampai akhirnya setelah dibantu dengan layanan konseling.
4.    Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling

Manfaat pokok dari supervise adalah untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan dan konseling, memantau kemungkinan kendala yang muncul dan dihadapi peronil dalam pelaksanaan tugasnya, mencari jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan program agar tercapai pelaksanaan yang lancar kea rah pencapaian tujuan bimbingan dan konseling di sekolah.

No comments:

Post a Comment