Asesmen merupakan proses
mendokumentasi, melalui proses pengukuran, pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan
keyakinan peserta didik. Dapat dinyatakan pula bahwa asesmen merupakan kegiatan
sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa yang dikatahui, dilakukan,
dan dikerjakan oleh peserta didik.
Pengertian Asesmen yang disampaikan
oleh para pakar asesmen pembelajaran.
1. Khan,
Hardas, dan Ma (2005) menyatakan bahwa asessment
is the process of documenting, usually in measurable terms, knowledge, skills,
attitudes and beliefes (Assesmen merupakan proses mendokumentasikan
pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan keyakinan)
2. NAEYC
(1990) menyatakan bahwa assesment is the
process of observing, recording, and otherwise documenting the work children do
and how they do it, as a basis for a variety of educational decisions that
affect the child. (Asesmen merupakan proses pengamatan, pencatatan, dan
selanjutnya pendokumentasian pekrjaan yang dikerjakan peserta didik dan cara
cara peserta didik mengerjakannya, untuk dijadikan sebagai dasar dari berbagai
pembuatan keputusan pendidikan yang mempengaruhi anak.
3. Dodge
dan Bickart (1994) menyatakan bahwa assesment
is the processof gathering information about in order to make decision about
their education (assesmen merupakan proses memperoleh informasi tentang
anak untuk membuat keputusan tentang pendidikannya). Asesmen yang berlangsung dalam proses
pembelajaran dapat digunkan untuk memperoleh gambaran kemampuan dan kemajuan
peserta didik secara akurat dan objektif.
4. Hills
(1992) menyatakan bahwa assement involves
the multiply steps of collecting data on a child’s development and learning,
determining its significance in light of the program goals and objectives,
incorporating the information into planning for individuals and programs, and
communicating the finding to parents and other involved parties ( aesmen terdiri
atas tahap pengumpulan data tentang perkembangan dan belajar peserta didik,
menentukan kebermaknaan tujuan program, memadukan informasi kedalam perencanaan
program, dan mengkomunikasikan temuan kepada orang tua dan pihak-pihak yang
berkepentingan.
Evaluasi memiliki
kesamaan dengan asesmen, kadang-kadang kedua istilah itu digunakan secara
bergantian. Asesmen biasanya berkaitan dengan prestasi belajar peserta didik.
Dalam pemakaian yang lebih sempit, asesmen disamakan dengan ujian, sedangkan
dalam pemakaian yang lebih luas, asesmen disamakan dengan evalusai. Oleh karena
itu evaluasi itu memiliki tujuan untuk mengetahui sikap peserta didik,
kesadaran karer, kepekaan budaya, praktik pembelajaran, kurikulum, personel
sekolah, dan sebagainya.
Dilapangan evaluasi pembelajaran
banyak orang yang membedakan antara evaluasi dan asesmen. Evaluasi dipandang
lebih luas dibandingkan dengan asesmen karena evaluasi berkaitan dengan
pembuatan keputusan tentang nilai atau harga diri suatu objek. Asesmen dipandang sebagai proses pengukuran
terhadap suatu karakteristik tertentu, sementara evaluasi dipandang sebagai
proses pengukuran terhadap suatu karakteristik dan penentuan nilai atau harga
suatu objek. Shepard (1994) membedakan antara istilah asesmen dengan tes,
walaupun secara teknis keduanya memiliki makna yang sama. Dia menyatakan tes
sebagai kegiatan pengukuran tradisional, pengukuran pra akademik dan
perkembangan anak yang tidak standar, dan menggunakan istilah asesmen yang
mengacu pada proses pengamatan dan penilaian anak yang sesuai dengan
perkembangan anak.
Perbedaan
lain berkaitan dengan objek yang dikaji. Asesmen biasanya berkaitan dengan
prestasi peserta didik. Dalam pemakaian yang paling sempit, asesmen disamakan
dengan ujian. Dalam pemakaian yang paling luas, asesmen digunakan secara
bergantian dengan evaluasi. Evaluasi kegiatan pendidikan dapat menggunakan asesmen hasil belajar peserta
didik namun dalam skala yang lebih luas. Evaluasi dapat mencakup tujuan seperti
sikap peserta didik, kesadaran karier peserta didik, kepekaan kultural, praktik
mengajar, dan sebagainya
No comments:
Post a Comment