Kelas Nusa

Kelas Nusa
Kelas Nusa : Kita Semua adalah Inspirasi

Tuesday, 26 November 2019

5 Bentuk Kegiatan Pembiasaan Pendidikan Karakter di Sekolah

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia.

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan kebijakan pendidikan yang tujuan utamanya adalah untuk mengimplementasikan Nawacita Presiden Joko Widodo – Jusuf Kala dalam sistem pendidikan nasional. Kebijakan PPK ini terintegrasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yaitu perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Nilai-nilai utama PPK adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, integritas. Nilai-nilai ini ingin ditanamkan dan dipraktikkan melalui sistem pendidikan nasional agar diketahui, dipahami, dan diterapkan di seluruh sendi kehidupan di sekolah dan di masyarakat.  PPK lahir karena kesadaran akan tantangan ke depan yang semakin kompleks dan tidak pasti, namun sekaligus melihat ada banyak harapan  bagi masa depan bangsa. Hal ini menuntut lembaga pendidikan untuk mempersiapkan peserta didik secara keilmuan dan kepribadian, berupa individu-individu yang kokoh dalam nilai-nilai moral, spiritual dan keilmuan. Memahami latar belakang, urgensi, dan konsep dasar PPK menjadi sangat penting bagi kepala sekolah agar dapat menerapkannya sesuai dengan konteks pendidikan di daerah masing-masing (Koesoema, et al. 2017).
           Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) selain merupakan kelanjutan dan kesinambungan dari Gerakan Nasional Pendidikan Karakter Bangsa Tahun 2010 juga merupakan bagian integral Nawacita. Dalam hal ini butir 8 Nawacita: Revolusi Karakter Bangsa dan Gerakan Revolusi Mental dalam pendidikan yang hendak mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk mengadakan perubahan paradigma, yaitu perubahan pola pikir dan cara bertindak, dalam mengelola sekolah. Untuk itu, gerakan PPK menempatkan nilai karakter sebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelaku pendidikan. Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. Gerakan PPK dikembangkan dan dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip nilai-nilai moral universal, holistik, terintegritas, parsitipatif, kearifan lokal, kecakapan abad XXI, adil dan inklusif, selaras dengan perkembangan peserta didik dan terukur (Hendrawan, et al. 2017).
           Tujuan program PPK adalah menanamkan nilai-nilai pembentukan karakter bangsa secara masif dan efektif melalui implementasi nilai-nilai utama Gerakan Nasional Revolusi Mental (religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong dan integritas) yang akan menjadi fokus pembelajaran, pembiasaan, dan pembudayaan, sehingga pendidikan karakter bangsa sungguh dapat mengubah perilaku, cara berpikir dan cara bertindak seluruh bangsa Indonesia menjadi lebih baik dan berintegritas (Koesoema, et al. 2017).
           Pembelajaran adalah wahana yang dirancang oleh pendidik secara sadar untuk mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran terwujudkan dalam interaksi belajar-mengajar yang dinamis dan diarahkan kepada pencapaian tujuan, yaitu perubahan perilaku dan pribadi peserta didik yang optimal. Perubahan yang terjadi pada peserta didik itu ditampilkan dalam karakter, sebagai perilaku yang dilandasi nilai-nilai kehidupan yang sangat  luhur. (Koesoema, et al. 2017).
           Setiap proses pembelajaran melibatkan mata pelajaran tertentu atau tema yang sedang dilaksanakan, metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, serta pengelolaan kelas. Dalam rangkaian penyelenggaraan proses belajar mengajar di kelas guru memiliki kesempatan leluasa untuk mengembangkan karakter siswa. Guru dapat memilih bagian dari mata pelajarannya atau tema pelajaran untuk diintegrasikan dengan pengembangan karakter siswa. Metode belajar yang dipilihpun dapat menjadi media pengembangan karakter. Ketika mengelola kelas guru berkesempatan untuk mengembangkan karakter melalui tindakan dan tutur katanya selama proses pembelajaran berlangsung. (Koesoema, et al. 2017).
               Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat/ komunitas (Albertus, 2015). Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas meliputi mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun terintegrasi dalam mata pelajaran, memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi pengajaran, mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah. (Koesoema, et al. 2017).
B. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
           Setiap bangsa memiliki sistem pendidikan nasional. Pendidikan nasional masing-masing bangsa berdasarkan pada dan dijiwai oleh kebudayaannya. Sistem pendidikan nasional Indonesia disusun berdasarkan kepada kebudayaan bangsa dan berdasar pada Pancasila dan UUD 1945 sebagai kristalisasi nilai-nilai hidup bangsa Indonesia. Pendidikan karakter merupakan salah satu fragmen dari sistem pendidikan Indonesia yang semuanya bermuara pada tercapainya kemajuan bangsa Indonesia
           Pengembangan Pendidikan Karakter atau yang selanjutnya disingkat dengan PPK adalah keberlanjutan dari program Pemerintah Indonesia dalam bidang pendidikan khusunya, yang sebelumnya merupakan Pendidikan Karakter Bangsa. Pendidikan karakter sejatinya telah dimulai pengembangan serta implementasinya sejak tahun 2010 sudah melahirkan sekolah-sekolah rintisan yang mampu melaksanakan pembentukan karakter secara kontekstual sesuai dengan potensi lingkungan setempat. Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah di harapkan mampu dan dapat memperkuat bakat, potensi dan talenta dari seluruh peserta didik.
           Pendidikan yang saat ini melewatkan dan mengabaikan beberapa dimensi penting dalam pendidikan yaitu olah raga (kinestetik), olah rasa (seni) dan olah hati (etik/spiritual) (Effendy, 2016). Yang kita kembangkan selama ini adalah dimensi akademis, bagaimana cara memperoleh nilai dan kognitive yang baik. Sistem yang sedemikian ini menjadikan peserta didik buta akan nilai dan rasa akan sikap sosial dan etika. Persoalan semacam ini sering sekali ditemukan pada lingkungan kota, dimana lingkungan sosial budaya peserta didik jauh dari sikap simpati dan empati satu sama lain. Sikap indivdualis dan egois mengebiri norma-normal yang harusnya ditegakkan sebagai hakitat dari manusia sebagai makhluk sosial.
Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 mengeluarkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Pendiikan Karakter untuk mengembangkan rintisan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia dengan delapan belas karakter (Effendy, 2016).
           Dalam pelaksanaannya banyak satuan pendidikan yang telah melaksanakan praktik baik (best practice) dalam penerapan pendidikan karakter. Dampak dari penerapan ini adalah terjadi perubahan pembelajaran sehingga prestasi mereka pun juga meningkat. Kemendikbud pada tanggal 16 September 2016 mengemukakan bahwa, sebagian besar sekolah yang diundang sdalam diskusi Praktik Baik Sekolah Pelaksana Penguatan Pendidikan Karakter melakukan pembiasaan dengan penumbuhan dan pembudayaan nilai-nilai karakter yaitu yang disepakati oleh masing-masing sekolah. Kerja sama dan komitmen dari kepala sekolah, guru dan orang tua umumnya menjadi faktor kunci keberhasilan pelaksanaan pendidikan kkarakter di masing-masing sekolah tersebut.
           Ada lima nilai utama karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perlu dikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK (Hendrawan, 2016). Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah sebagai beikut:
1.    Religius
Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan yang Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama dan individu dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku mencitai dan menjaga keutuhan ciptaan.
Subnilai religius antara lain cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, mencintai lingkungan, melindungi yang kecil dan tersisih
2.    Nasionalis
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan fisik, sosial dan budaya, ekonomi dan politik bangsa, menmepatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Subnilai nasionalis antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan bangsa, rela berkorban, unggul dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keberagaman budaya, suku dan agama.
3.    Mandiri
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisaiskan harapan, mimpi dan cita-cita.
Subnilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
4.    Gotong Royong
Nilai karakter goyong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan dan sikap kerelawanan.
5.      Integritas
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggung jawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran.
Subnilai integritas antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).


C. Implementasi PPK Berbasis Kelas Bagi Siswa Sekolah Dasar
Gerakan PPK dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan mantab dimiliki oleh sekolah, yaitu salah satunya pendidikan karakter berbasis kelas (Albertus, 2015). PPK berbasis kelas difokuskan ke dalam tiga hal, antara lain:
a.       Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun terintegrasi dalam mata pelajaran
b.      Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi dan evaluasi pengajaran

c.       Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah

    Bentuk-Bentuk Kegiatan Pembiasaan Program Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar

    1. Pembiasaan Salam dan Salim
       
Pembiasaan Salam dan Salim

  Kegiatan Pembiasaan Salam dan Salim menanamkan sikap hormat terhadap guru dan warga sekolah, budaya sekolah yang baik adalah saling menghormati saling menghargai seluruh warga sekolah.




CONTOH diagram Struktur Organisasi Ekstrakurikuler di SD yang sesuai

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya! Mencari RPP Tematik SD?, kunjungi menu "RPP Tematik SD" pilih RPP sesuai tingkatan kelas, Tema dan Pembelajaranya

Struktur organisasi ekstrakurikuler di Sekolah Dasar yang sesuai

Struktur organisasi ekstrakurikuler SD
download Struktur Organisasi Ekstrakurikuler

DOWNLOAD

Monday, 25 November 2019

Download Laporan PIGP Induksi Guru Pemula terbaru tahun 2020

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya! Mencari RPP Tematik SD?, kunjungi menu "RPP Tematik SD" pilih RPP sesuai tingkatan kelas, Tema dan Pembelajaranya

Laporan PIGP Terbaru
Download Laporan PIGI Program Induksi Guru Pemula terbaru
Induksi untuk guru-guru pemula


Program induksi sangat diperlukan bagi guru pemula sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional guru. Selain itu, agar guru pemula dapat beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya dengan sekolah yang bersangkutan. Serta program induksi ini diharapkan bagi guru pemula dapat melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional yang dapat ikut serta meningkatkan kualitas mutu pendidikan di lingkungan sekolah pada khusunya dan dunia pendidikan pada umunya.

Download Cover Bab 1 Bab 2 Bab 3 Download
Download lampiran-lampiran full Download

Terimakasih sudah mendowload contoh laporan PIGP Program Induksi Guru Pemula, terus kunjungi blog kami ya untuk dapat informasi pendidikan terbaru lainnya hanya di blog sd nusa

contoh Laporan Program Induksi Guru Pemula (PIGP) download terbaru

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya! Mencari RPP Tematik SD?, kunjungi menu "RPP Tematik SD" pilih RPP sesuai tingkatan kelas, Tema dan Pembelajaranya




Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempnyai peranan yang sangat penting. Sehingga dapat menjadi tolok ukur bagi perkembangan suatu bangsa. Bangsa Indonesia mempunyai dasar Negara Pancasila sebagai pandangan hidupnya yang di dalamnya telah merumuskan sistem pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses untuk mencapai tujuan yang memerlukan seperangkat kompnen pengajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru harus mengacu pada kurikulum yang berlaku sebagai arah tercapainya tujuan pendidikan yang telah dirumuskan.
Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran antara lain dipengaruhi oleh kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kesiapan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dapat berupa kesiapan dalam memilih metode pembelajaran dan dapat pula berupa ketepatan guru dalam menyediakan alat peraga pembelajaran.
 Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah ( UU No. 14 tahun 2004 ayat 1)
Pada saat awal seorang guru pemula mulai mengajar dan mengenal lingkungan sekolah mereka menghadapi beberapa hmbatan antara lain: pengenalan karakteristik peserta didik, budayasekolah, beradaptasi dan berkomunikasi dengan warga sekolah. Pengenalan guru pemula terhadap situasi sekolah akan menentukan karir dan profesioanlitas seorang guru selanjutnya. Salah satu program yang dapat membekali guru pemula dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi guru pada awal mereka bertugas adalah Program Induksi Guru Pemula atau dikenal dengan singkatan PIGP.
Program induksi bagi guru pemula adalah kegiatan orientasi, pelatihan di  tempat kerja, pengembangan dan praktek pemecahan berbagai permasalahan dalam proses pemebelajaran dan bimbingan dan konselling bagi guru pemula pada sekolah/madrasah di tempat tugasnya. Guru pemula adalah guru yang baru pertama kali ditugaskan melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, maka program induksi sangat diperlukan bagi guru pemula sebagai salah satu syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional guru. Selain itu, agar guru pemula dapat beradaptasi dengan iklim kerja dan budaya dengan sekolah yang bersangkutan. Serta program induksi ini diharapkan bagi guru pemula dapat melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional yang dapat ikut serta meningkatkan kualitas mutu pendidikan di lingkungan sekolah pada khusunya dan dunia pendidikan pada umunya.

A.    DASAR HUKUM
1.    Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Menegaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
2.    Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permen PANRB) No. 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru.
3.    Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 27 tahun 2010 tentang Program Induksi Guru Pemula.
4.    Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5.    Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang Guru.

B.     MAKSUD DAN TUJUAN PROGRAM INDUKSI BAGI GURU PEMULA
Pelaksanaan program induksi bertujuan untuk membimbing guru pemula agar dapat:
1.    Beradaptasi dengan iklim dan budaya sekolah.
2.    Melaksanakan pekerjaannya sebagai guru profesional di sekolah.






Monday, 14 October 2019

17 Contoh kegiatan Literasi yang dapat dilaksanakan di Sekolah Dasar

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya! Mencari RPP Tematik SD?, kunjungi menu "RPP Tematik SD" pilih RPP sesuai tingkatan kelas, Tema dan Pembelajaranya

Kegiatan 1. Membaca 15 Menit sebelum pembelajaran


Kegiatan 2 Membaca buku bacaan non pelajaran dan membuat rangkumannya

Kegiatan 3 Membuat slogan literasi 

Kegiatan 4 Memasang slogan literasi

Kegiatan 4 Menu Sarapan pagi

Kegiatan 5 Membaca di Pojok Baca

Kegiatan 6 Membuat Poster tema Literasi
Kegiatan 7 Menemukan Pikiran utama dari bacaan

Kegiatan 8 Menulis isi bacaan di Daun Literasi

Kegiatan 9 Daun Literasi


Kegiatan 10 membuat kesimpulan dari bacaan

Kegiatan 11 Daun Literasi

Kegiatan 12 Memasang Pohon Literasi

Kegiatan 13 membuat mading literasi

Kegiatan 14 Presentasi hasil karya mading
Kegiatan 17 Pameran Mading

Kegiatan 15 Presentasi hasil karya manding


Kegiatan 16 Mengerjakan soal menu sarapan pagi


Kegiatan 17 Penghargaan kepada siswa yang mendapat nilai 100





Kriteria Penilaian Keterampilan menulis Pantun

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya! Mencari RPP Tematik SD?, kunjungi menu "RPP Tematik SD" pilih RPP sesuai tingkatan kelas, Tema dan Pembelajaranya


Kriteria Penilaian menulis Pantun

Kegiatan menulis Pantun di Sekolah Dasar. Belajar Karya sastra Puisi Lama Pantun.
Pantun adalah termasuk dari jenis puisi lama. Pantun berbeda dengan karya sastra seperti puisi maupun gurindam. Pantun memiliki aturan tertentu. Seperti contohnya pantun bersajak ab ab, memiliki sampiran dan isi, Pantun berisi nasehat tentang hidup yang dijalani manusia.

DOWNLOAD FILE WORD

RPP Tematik Kelas 1 Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 6

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya! Mencari RPP Tematik SD?, kunjungi menu "RPP Tematik SD" pilih RPP sesuai tingkatan kelas, Tema dan Pembelajaranya

RPP Tematik Kelas 1 Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 6


RPP Tematik Kelas 1 Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 2


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SATUAN PENDIDIKAN : SD NUSA
KELAS : 1
Semester         : 1
Tema  : 4 Keluargaku
Subtema : 1 Anggota Keluargaku
Pembelajaran : 6
Alokasi Waktu : 1 Hari (5JP x 35 menit)

Materi Pembelajaran
1. Gerak dasar lokomotor sesuai dengan konsep tubuh
2. Kosa Kata Hubungan Kekeluargaan
3. Kosa Kata dalam Percakapan

Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran

Model : Talking Stick
Pendekatan : Scientific
Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan, Demonstrasi, Ceramah

Media Pembelajaran

1. Bola Kasti
2. Bola Tenis modifikasi

Sumber Belajar
a. Nurhasanah, dkk 2016.Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema Keluargaku, Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

b. Nurhasanah, dkk, Setiyo,dkk. 2016.Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Keluargaku, Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Download file word
Lihat semua RPP Subtema 4 klik

Lihat Semua RPP Kelas 1 klik http://sekolahdasarnusa.blogspot.com/2018/07/rpp-kurikulum-13-kelas-1-sdmi.html

RPP Tematik Kelas 1 Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 5

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya! Mencari RPP Tematik SD?, kunjungi menu "RPP Tematik SD" pilih RPP sesuai tingkatan kelas, Tema dan Pembelajaranya

RPP Tematik Kelas 1 Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 5


RPP Tematik Kelas 1 Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 2


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SATUAN PENDIDIKAN : SD NUSA
KELAS : 1
Semester         : 1
Tema  : 4 Keluargaku
Subtema : 1 Anggota Keluargaku
Pembelajaran : 5
Alokasi Waktu : 1 Hari (5JP x 35 menit)

Materi Pembelajaran
1. Gerak dasar lokomotor sesuai dengan konsep tubuh
2. Kosa Kata Hubungan Kekeluargaan
3. Kosa Kata dalam Percakapan

Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran

Model : Talking Stick
Pendekatan : Scientific
Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan, Demonstrasi, Ceramah

Media Pembelajaran

1. Bola Kasti
2. Bola Tenis modifikasi

Sumber Belajar
a. Nurhasanah, dkk 2016.Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema Keluargaku, Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

b. Nurhasanah, dkk, Setiyo,dkk. 2016.Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Keluargaku, Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Download file word
Lihat semua RPP Subtema 4 klik

Lihat Semua RPP Kelas 1 klik http://sekolahdasarnusa.blogspot.com/2018/07/rpp-kurikulum-13-kelas-1-sdmi.html

RPP Tematik Kelas 1 Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 4

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya! Mencari RPP Tematik SD?, kunjungi menu "RPP Tematik SD" pilih RPP sesuai tingkatan kelas, Tema dan Pembelajaranya

RPP Tematik Kelas 1 Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 4


RPP Tematik Kelas 1 Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 2


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SATUAN PENDIDIKAN : SD NUSA
KELAS : 1
Semester         : 1
Tema  : 4 Keluargaku
Subtema : 1 Anggota Keluargaku
Pembelajaran : 4
Alokasi Waktu : 1 Hari (5JP x 35 menit)

Materi Pembelajaran
1. Gerak dasar lokomotor sesuai dengan konsep tubuh
2. Kosa Kata Hubungan Kekeluargaan
3. Kosa Kata dalam Percakapan

Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran

Model : Talking Stick
Pendekatan : Scientific
Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan, Demonstrasi, Ceramah

Media Pembelajaran

1. Bola Kasti
2. Bola Tenis modifikasi

Sumber Belajar
a. Nurhasanah, dkk 2016.Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema Keluargaku, Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

b. Nurhasanah, dkk, Setiyo,dkk. 2016.Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Keluargaku, Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Download file word 
Lihat semua RPP Subtema 4 klik

Lihat Semua RPP Kelas 1 klik http://sekolahdasarnusa.blogspot.com/2018/07/rpp-kurikulum-13-kelas-1-sdmi.html

RPP Tematik Kelas 1 Tema 4 Subtema 1 Pemebelajaran 3 terlengkap!

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya! Mencari RPP Tematik SD?, kunjungi menu "RPP Tematik SD" pilih RPP sesuai tingkatan kelas, Tema dan Pembelajaranya

RPP Tematik Kelas 1 Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 3


RPP Tematik Kelas 1 Tema 4 Subtema 1 Pembelajaran 2


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SATUAN PENDIDIKAN : SD NUSA
KELAS : 1
Semester         : 1
Tema  : 4 Keluargaku
Subtema : 1 Anggota Keluargaku
Pembelajaran : 3
Alokasi Waktu : 1 Hari (5JP x 35 menit)

Materi Pembelajaran
1. Gerak dasar lokomotor sesuai dengan konsep tubuh
2. Kosa Kata Hubungan Kekeluargaan
3. Kosa Kata dalam Percakapan

Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran

Model : Talking Stick
Pendekatan : Scientific
Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan, Demonstrasi, Ceramah

Media Pembelajaran

1. Bola Kasti
2. Bola Tenis modifikasi

Sumber Belajar
a. Nurhasanah, dkk 2016.Buku Guru SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema Keluargaku, Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

b. Nurhasanah, dkk, Setiyo,dkk. 2016.Buku Siswa SD/MI Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Keluargaku, Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Download file word 
Lihat semua RPP Subtema 4 klik

Lihat Semua RPP Kelas 1 klik http://sekolahdasarnusa.blogspot.com/2018/07/rpp-kurikulum-13-kelas-1-sdmi.html

Tuesday, 10 September 2019

7 dampak positif Pembelajaran di Luar Kelas (outdoor learnings)

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa.

Apakah kalian memiliki kenangan dari masa sekolah dulu ketika semua siswa diajak oleh guru pergi ke luar untuk melihat pohon atau mungkin memeriksa berbagai jenis flora dan fauna? Atau adakah kali kalian pergi ke luar karena mendekati akhir tahun sekolah dan para guru dan siswa jenuh dengan keseharian belajar di dalam kelas? Jika demikian, motode pembelajaran di luar ruangan  mungkin memberikan perubahan minat siswa.

pengamatan tumbuhan generatif dan vegetatif siswa kelas VI

Meskipun sebagian besar anak-anak sekolah negeri dapat melakukan kunjungan lapangan jauh dari sekolah sekali atau dua kali setahun, sering kali itu bukan norma bagi siswa untuk menikmati alam sebagai bagian dari hari sekolah mereka. Sayangnya, siswa yang tidak memiliki kesempatan untuk belajar di luar ruangan mungkin kehilangan kesempatan untuk berprestasi baik secara akademis maupun sosial.

7 Manfaat Belajar di Luar Ruangan

Para ahli mengatakan bahwa belajar di luar ruangan cukup bermanfaat bagi siswa karena membuat mereka lebih sehat dan lebih bahagia, dan mereka melakukan lebih baik secara akademis. Berbagai manfaat termasuk:

1. Siswa yang mendapatkan pengalaman belajar di luar ruang cenderung lebih perhatian dan, oleh karena itu, memiliki ingatan yang lebih baik dari informasi yang dibagikan.

2. Paparan yang konsisten terhadap alam mengurangi stres dan kecemasan, membantu meningkatkan suasana hati, dan membantu dengan emosi.

3. Anak-anak sering memiliki terlalu banyak paparan layar digital melalui televisi, komputer, dan ponsel. Hal ini dapat mengakibatkan "gangguan defisit alam," yang dapat menyebabkan obesitas dan kemungkinan masalah psikologis dan akademik. Pembelajaran di luar ruangan memungkinkan siswa untuk mengembalikan fokus mereka pada alam.

4. Lingkungan luar ruangan secara alami menginspirasi anak-anak untuk lebih aktif secara fisik.

5. Paparan sinar matahari cerah yang ditemukan di alam juga sehat untuk penglihatan. Sinar matahari yang cerah diperlukan untuk mata berkembang dengan baik, menurunkan risiko rabun jauh.

6. Di lingkungan luar, anak-anak lebih termotivasi untuk bekerja bersama dalam kelompok, yang dapat meningkatkan keterampilan sosial mereka. Mereka belajar mengelola konflik, berkomunikasi, dan bekerja sama dengan rekan-rekan mereka secara lebih efektif.

7. Pembelajaran di luar ruangan memberikan anak pengalaman langsung di alam. Sebagian besar anak belajar lebih baik dengan menggunakan indera mereka. Lingkungan luar menyediakan tempat yang sempurna untuk melakukan ini. Alih-alih melihat berbagai jenis tanaman atau satwa liar di komputer atau layar TV, mereka dapat melihat, mencium, mendengar, dan menyentuhnya di alam. Siswa bahkan dapat memulai kebun dan menanam buah-buahan dan sayuran, yang mungkin membuat mereka ingin mencicipi panen mereka. Pengalaman langsung ini menumbuhkan kecintaan terhadap alam dan membuatnya tertarik pada sumber daya alam kita.

Mempertimbangkan semua manfaat ini, pembelajaran di luar ruangan mungkin merupakan sesuatu yang harus dimasukkan oleh semua sekolah. Jika kalian ingin melihat lebih banyak kesempatan belajar di luar ruangan untuk anak Anda, pertimbangkan untuk berbicara dengan para pemimpin sekolah tentang memasukkan alam ke dalam pelajaran. Atau bicarakan dengan orang tua lain dari anak usia sekolah tentang manfaat belajar di luar ruangan dan diskusikan cara menerapkan pembelajaran di luar ruangan di komunitas Anda.


Pembelajaran luar ruangan  berbasis internet.

Salah satu manfaat pembelajaran online adalah fleksibilitas yang memungkinkan orang tua di hari pembelajaran. Siswa daring dapat mengambil manfaat dari belajar di luar rumah kapan pun hal itu masuk akal dan Pelatih Pembelajaran mereka dapat dengan mudah memasukkan alam ke dalam rencana pelajaran. 

CONTOH PUISI ANAK USIA SD

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya! Mencari RPP Tematik SD?, kunjungi menu "RPP Tematik SD" pilih RPP sesuai tingkatan kelas, Tema dan Pembelajaranya

KARYA SASTRA
PUISI

Puisi merupakan ragam bahasa sastra yang terikat rima, irama, penyusunan bait serta larik.
Rima merupakan pengulangan bunyi yang berselang, baik di akhir larik sajak yang berdekatan maupun di larik sajaknya. Satu kesatuan puisi terdiri dari beberapa larik.
Menulis puisi itu mudah, langkahnya adalah sebagai berikut:
   1. Memilih atau menentukan ide
   2. Mengembangkan ide yang sudah dipilih
   3. Merangkai kata atau kalimat pilihan berdasarkan pengembangan ide

Membuat puisi membutuhkan rasa
Rasa dalam diri berhubungan dengan ide dan topic yang ingin kita angkat. Semakin kuat rasa yang diciptakan, akan jauh lebih mudah merangkai katanya. Rasa ini ditumbuhkan dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan sering membaca puisi. Membaca puisi akan membantu anda menemukan;
   1. Gaya bahasa dalam berpuisi
   2. Makna puisi
 3. Diksi/ Pilhan kata dalam puisi

Biasanya, semakin sering membaca puisi maka akan terbiasa dengan pilihan kata dalam puisi dan bisa menemukan bahasa sendiri ketika nantinya menulis puisi.
Perhatikan situasi sekitar

Perlu sekali untuk memperhatikan situasi sekitar sebelum membuat puisi. Usahakan untuk memilih lokasi tenang dan bisa membantu untuk fokus pada perasaan dan ide kreatif  dalam membuat puisi.
Deskripsi, cerita, dan gambar konkret juga penting

Cobalah membuat dari pengalaman pribadi, mulailah dengan membuat kalimat-kalimat kiasan dari pengalaman, baik yang menyenangkan maupun menyedihkan.

puisi sahabat

puisi sahabat

puisi kasih sayang ibu

puisi sahabat

CONTOH ANGKET MINAT MEMBACA DAN MENULIS SISWA UNTUK SKRIPSI TESIS

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya! Mencari RPP Tematik SD?, kunjungi menu "RPP Tematik SD" pilih RPP sesuai tingkatan kelas, Tema dan Pembelajaranya

ANGKET MINAT MEMBACA DAN MENULIS SISWA
SEBELUM KEGIATAN PAMERAN LITERASI
Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Petunjuk pengisian :
1. Sebelum kamu mengisi kuisioner ini, terlebih dahulu kamu harus membaca dengan teliti setiap pertanyaan yang diajukan.
2. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat kamu tanpa dipengaruhi siapapun
Pertanyaan:
A. Angket Minat Membaca
1. Berapa waktu yang kamu habiskan untuk membaca  dalam sehari?
a. 5 menit c. 15 menit
b. 10 menit d. 20 menit

2. Berapa buku yang kamu habiskan untuk membaca  dalam seminggu?
a. Tidak ada c. 2 buku
b.1 buku d. 3 buku

3. Apakah membaca buku membuat kamu lebih mengantuk?
a. Sangat mengantuk c. Hampir Mengantuk
b.  Mengantuk d. Tidak Mengantuk

4. Apakah kamu selalu bersemangat dalam membaca buku ?
a. Tidak Semangat c. Semangat
b.Kurang Semangat d. Sangat Semangat

5. Apakah kamu malas membaca buku ?
a. Sangat Malas c. Kurang Malas
b.Malas d. Tidak Malas

6. Apakah kamu lebih suka mencari sumber bacaan dari pada membaca buku?
a. Sangat Sesuai c. Tidak Sesuai
b.Sesuai d. Sangat Tidak Sesuai

7. Apakah kamu suka membaca ketika waktu kosong atau jam istirahat?
a. Tidak suka c. Suka
b. Kurang suka d. Sangat Suka
8. Berapa buku yang kamu gemari ?
a. Tidak ada c. 4 buku
b.2 buku d. 8 buku

9. Apakah kali ini anda mengunjungi perpustakaan dalam seminggu?
a. Tidak pernah c. 2 kali
b.1 kali d. 5 kali

10. Apakah dengan membaca dapat menambah wawasan kamu ?
a. Tidak c. Menambah Wawasan
b. Kurang d. Sangat menambah Wawasan

B. Angket Minat Menulis Siswa
11. Apakah kamu menyukai puisi, pantun, cerpen?
a. Tidak Menyukai c. Cukup Menyukai
b. Kurang Menyukai d. Sangat menyukai

12. Apakah kamu sering menulis puisi, pantun, cerpen?
a. Tidak Sering c. Cukup Sering
b. Kurang Sering d. Sangat Sering

13. Ketika menulis puisi apakah kamu dapat menemukan ide tau inspirasi dengan mudah?
a. Tidak Mudah c. Cukup Mudah
b. Kurang d. Sangat Mudah

14. Apakah kamu merasa senang apabila di sekolah diberikan tugas untuk menulis puisi?
a. Tidak Senang c. Cukup Senang
b. Kurang Senang d. Sangat Senang

15. Pernahkah kamu menulis puisi untuk dikirimkan dalam sebuah majalah maupun perlombaan?
a. Tidak Pernah c. 1 bulan sekali
b. 1 kali dalam setahun d. 1 minggu sekali

16. Apakah kamu menyukai kegiatan menulis?
a. Tidak Menyukai c. Cukup Menyukai
b. Kurang Menyukai d. Sangat menyukai

17. Apakah kegiatan pohon literasi mempermudah kamu dalam menemukan gagasan utama paragaraf?
a. Tidak c. Cukup
b. Kurang d. Sangat mempermudah

18. Apakah kamu semakin termotivasi untuk menulis?
a. Tidak c. Cukup
b. Kurang d. Sangat termotivasi

19. Apakah kamu menginginkan sebuah kegiatan pameran literasi kelas?
a. Tidak menginginkan c. Cukup Menginginkan
b. Kurang  menginginkan d. Sangat menginginkan

20. Berapa waktu yang kamu inginkan untuk kegiatan pameran literasi kelas?
a. 1 kali setahun c. 2 kali sebulan
b. 2 kali setahun d. 1 kali sebulan

Monday, 9 September 2019

Gairahkan Gerakan Literasi Sekolah membangun Budaya Sekolah yang Literat


Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya! Mencari RPP Tematik SD?, kunjungi menu "RPP Tematik SD" pilih RPP sesuai tingkatan kelas, Tema dan Pembelajaranya

Pendidikan di era global seperti saat ini merupakan kebutuhan yang sangat menentukan bagi masa depan seseorang. Dalam Abad ke-21, literasi dasar (Sains, Matematika, membaca, dan teknologi) harus dikuasai. Demikian pula kecakapan berpikir kritis, kreatif, komunikasi, kolaborasi, dan karakter.

PENGERTIAN LITERASI
"Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalu
berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/
atau berbicara"

Fokus literasi yang dimaksud adalah kemampuan membaca dan menulis. Literasi merupakan jantung kemampuan peserta didik untuk belajar dan berhasil di sekolah. 

Kegiatan literasi tahap pembiasaan siswa membaca 15 menit setiap hari di sekolah
GERAKAN LITERASI SEKOLAH
"GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh
untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya
literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik."

Gerakan Literasi Sekolah memiliki tiga tahapan kegiatan yakni: Pembiasaan, Pengembangan dan Pembelajaran. Dalam menjalankan tahapannya perlu didukung upaya penataan sarana literasi yang memadai serta menciptakan lingkungan yang kaya teks atau ekosistem sekolah yang literat.
kegiatan literasi siswa sedang membaca buku
TUJUAN GLS
Tujuan Umum:
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah
agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Tujuan Khusus:
a. Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
    ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam
    buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
pojok baca kelas

TARGET PENCAPAIAN GLS di SEKOLAH DASAR

GLS di SD menciptakan ekosistem pendidikan di SD yang literat. Ekosistem
pendidikan yang literat adalah lingkungan yang:

1. menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan
    semangat warganya dalam belajar;
2. semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama;
3. menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan;
4. memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi
    kepada lingkungan sosialnya; dan
5. mengakomodasi partisipasi seluruh warga sekolah dan lingkungan
    eksternal SD.

TAHAP PELAKSANAAN GLS
tahapan pelaksanaan gerakan literasi sekolah


Pembiasaan Pengembangan Pembelajaran
1. Apa kecakapan literasi yang
   ditumbuhkan pada tahap
    pembiasaan?
2. Apa fokus dan prinsip kegiatan
   di tahap pembiasaan?
3. Apa prinsip-prinsip kegiatan
   membaca di tahap
   pembiasaan?
4. Kegiatan membaca dan
   penataan lingkungan kaya
literasi di tahap pembiasaan.
5. Langkah-langkah kegiatan:
a. Membaca 15 menit
sebelum pelajaran dimulai
b. Menata sarana dan
lingkungan kaya literasi
c. Menciptakan lingkungan
kaya teks
d. Memilih buku bacaan di SD
e. Pelibatan publik
6. Indikator pencapaian di tahap
pembiasaan
7. Ekosistem sekolah yang literat
menjadikan guru literat
dengan menunjukan ciri
kinerja sebagai berikut.
1. Menyediakan beragam
pengalaman membaca
2. Warga sekolah gemar
membaca
3. Warga sekolah gemar
menulis
4. Memilih buku pengayaan
fksi dan nonfksi
5. Langkah-langkah
kegiatan:
a. Membaca terpandu
b. Membaca bersama
c. Aneka karya
kreativitas seperti
Workbook, Skill
Sheets
(Triarama,
Easy slit book,One
sheet book, Flip flop
book)
d. Mari berdiskusi
tentang buku
e.
Story-map outline6. Indikator pencapaian di
tahap pengembangan
1. Menyediakan
pembelajaran
terpandu
berbasis literasi
2. Menata kelas
berbasis literasi
3. Mengorganisasi
kan material
4. Melaksanakan
literasi terpadu
sesuai dengan
tema dan mata
pelajaran
5. Membuat
jadwal
6. Asesmen dan
Evaluasi
7. Konferensi
literasi warga
sekolah


tabel tahapan kegiatan literasi sekolah
PRINSIP-PRINSIP KEGIATAN MEMBACA

a) Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku bacaan, bukan teks pelajaran.
b) Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. Peserta didik diperkenankan untuk memba yang dibawa dari rumah.
c) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan tidak diikuti oleh tugas-tugas menghafalkan cerita, menu sinopsis, dan lain-lain.
d) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan dapat diikuti dengan diskusi informal tentang buku yang dibacakan, atau kegiatan yang menyenangkan terkait buku yang dibacakan apabila waktu memungkinkan. Tanggapan dal diskusi dan kegiatan lanjutan ini tidak dinilai/dievaluasi.
e) Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembias berlangsung dalam suasana yang santai dan menyenangkan,  menyapa peserta didik dan bercerita sebelum membaca buku dan meminta mereka untuk membaca buku.

membuat poster tema literasi

poster tema literasi

menulis rangkuman bacaan pada daun literasi

pohon literasi
PENUTUP
Ekosistem sekolah yang literat menjadikan guru literat dengan menunjukan ciri kinerja sebagai berikut.
1. Gemar membaca sehingga dapat memilih bacaan yang baik dan
    disukai peserta didik.
2. Menjadi teladan membaca sehingga peserta didik pun gemar mem
    baca.
3. Membantu peserta didik untuk mau membaca dengan menciptakan
    lingkungan yang kaya literasi.
4. Mengajar dengan antusias dan menjadikan kegiatan membaca
    menyenangkan.
5. Memperlakukan seluruh peserta didik dengan baik, tanpa takut dikritik dan
    disalahkan.
6. Menyesuaikan kegiatan membaca dengan gaya belajar peserta didik yang
     unik.
7. Meningkatkan kapasitas diri dan profesionalisme dengan belajar tanpa
    henti.