Kelas Nusa

Kelas Nusa
Kelas Nusa : Kita Semua adalah Inspirasi

Thursday 2 May 2013

Sebentar Lagi Indonesia akan Kembali Jaya


Siklus 7 Abad Kejayaan INDONESIA
   
Bangsa kita telah mengalami kejayaan di abad ke-7 dan abad ke-14. Apakah kita akan mengalami siklus kejayaan 7 abad?
   
Saya rasa siklus 7 abad  kejayaan Indonesia itu akan menjadi kenyataan kembali di abad kita ini, abad ke-21. antara tahun 2000-2099. Tanda-tanda kebangkitan Indonesia abad ke-21 sudah mulai kelihatan.
   
Baru-baru ini lembaga riset bisnis dan ekonomi yang sangat terpandang di dunia, The McKinsey Global Institute, menerbitkan laporannya berjudul “The Archipelago Economy: Unleashing Indonesia’s Potential” yang menunjukkan dengan jelas kecenderungan kejayaan Indonesia di bidang ekonomi.
   
Dalam laporan itu McKinsey memperkirakan pada tahun 2030 Indonesia akan menempati peringkat ke-7 ekonomi terbesar dunia, sesudah Cina, AS, India, Jepang, Brazil, Rusia. Kini Indonesia menempati peringkat ke-16 ekonomi terbesar dunia sesudah AS, Cina, Jepang, Jerman, Prancis, Brazil, Inggris, Italia, Rusia, Kanada, India, Spanyol, Australia, Mexico dan korea Selatan. Mckinsey memperkirakan kelas konsumen Indonesia akan meningkat dari sekarang 45 juta orang menjadi 135 juta orang pada tahun 2030 dan pekerja yang berpendidikan meningkat dari 55 juta orang sekarang ini menjadi 113 juta orang (2030).
   
Laporan yang dikeluarkan oleh lembaga yang sangat bergengsi dengan terkenal cermat itu tentulah sangat membesarkan hati kita.
   
Menjelang akhir September ybl, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dianugerahi penghargaan penting di New York yaitu “The 21st Century Economic Achievement Awards” dari US-ASEAN Business Council serta “The Environment Leadership Award” dari The Nature Conservancy, WWF dan WRI. Penghargaan ini juga merupakan pengakuan internasional terhadap kemajuan Indonesia yang sejalan dengan kecenderungan siklus 7 abad itu.
   
Sebelumnya kita juga telah mendapatkan pengakuan serta perkiraan sejenis dari lembaga-lembaga lain.
   
Kita ketahui bersama pada masa sekarang ini kita menjadi anggota dari G-20 yakni kelompok ekonomi utama dunia yang hanya terdiri dari 19 negara (Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, Britania Raya, Cina, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Perancis, Rusia, Turki) ditambah dengan Uni Eropa.
   
Beberapa waktu yang lalu John O’Neill (penggagas konsep BRIC – Brazil, Rusia, India dan Cina) dalam jurnal Goldman Sachs mengusulkan konsep baru untuk menggantikan BRIC yaitu konsep MIST (Mexico, Indonesia, South Korea and Turky).
   
Kita sendiri dapat melihat dengan nyata perkembangan ekonomi kita terutama sejak 2004 yang cenderung meningkat.
   
Menurut saya semua itu adalah tanda-tanda nyata menuju kebangkitan Indonesia di abad ke-21 ini. Kejayaan itu akan terjadi di abad sekarang, paling lambat di masa  cucu kita,  di kisaran tahun 2030-2045 (menjelang seratus tahun kemerdekaan Republik Indonesia).
   
Hal ini tentu dapat meningkatkan sikap optimis kita, suatu sikap yang sangat dibutuhkan untuk kemajuan bangsa.

Apa Yang Perlu Diwaspadai
   
Kita dapat belajar dari sejarah. Majapahit menjelang kejayaannya menghadapi gangguan berupa perpecahan, hilangnya persatuan. Kita ketahui pada masa itu terjadi perpecahan yang diakibatkan perpecahan di antara para penganut dua agama besar ketika itu (Buddha dan Hindu).

Menghadapi perpecahan itu  seorang budayawan terkemuka ketika itu yakni Mpu Tantular mengingatkan masyarakat melalui karya sastranya yang terkenal, “Kakawin Sutasoma”. Dalam “Kakawin Sutasoma” itu dimuat ajaran “Bhinneka Tunggal Ika. Tan Hana Dharma Mangrwa”. Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu) oleh para pendiri republik telah dijadikan semboyan negara kita. Semboyan itu tertera pada pita Burung Garuda Pancasila yang men-cengkeramnya kuat-kuat agar tidak terlepas. Tan Hana Dharma Mangrwa (tidak ada kebenaran yang mendua) telah dijadikan sasanti Lemhanas.

Kini pun gejala perpecahan itu, termasuk perpecahan di antara penganut agama-agama, harus terus-menerus kita waspadai agar jangan sampai menghalangi kita mencapai kejayaan.

Sila Persatuan Indonesia, sebagaimana sila-sila lainnya dari Pancasila, selalu aktual sepanjang abad. Mari kita pelihara persatuan itu dengan meningkatkan semangat toleransi kita akan kemajemukan. Mari kita cengkeram kuat-kuat pita Bhinneka Tunggal Ika untuk membawa kita kepada kebangkitan Indonesia di abad ke-21 seraya memenuhi panggilan sejarah akan kebenaran siklus tujuh abad zaman keemasan Nusantara.

No comments:

Post a Comment