Kelas Nusa

Kelas Nusa
Kelas Nusa : Kita Semua adalah Inspirasi

Monday, 28 January 2019

Belajar Mewarnai Yuks!

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa.

Akhir pekan libur sekolah biasanya kalian ngapain aja teman? Daripada bingung mau ngapain yuk mending kita mewarnai gambar. SD Nusa punya beberapa contoh gambar yang bisa kamu warnai lho










Renungan untuk Ayah Bunda


Ayah dan bunda
Mereka adalah sosok yang luar biasa dalam kehidupan kita
Kita menjadi saksi perjuangan mereka
Yang begitu sangat luar biasa dalam kehidupan ini
Cucuran keringat ... yang ke luar
Perginya ayah kita dari rumah kita
Untuk mencari nafkah...
Pagi ... siang ... malam ... kadang tak pulang
Ternyata semua itu dilakukan hanya untuk kita
Lalu bagaimana dengan bunda?
Tidak pernah dihiraukan dari rasa sakit  yang mendera ....
Apalagi saat kita dikandungannya, sembilan bulan, kita berada di dalam perutnya,
Saat- saat yang menegangkan saat kita dilahirkan
Itu adalah saat yang paling berat yang dirasakan oleh ibunda kita
Yang ada dipikirannya hanya bagaimana kita bisa keluar dengan selamat menatap dunia ini
Maka yang pantas bagi kita adalah apa???
Kita mengangkat tangan, kita bermunajat
Kita meminta kepada allah untuk ayah dan bunda kita
Duhai allah yang maha Rahman .... dan maha Rahim...
Engkau pasti mendengar apa yang kami pinta ya robb
Engkau tau...
Apa yang kami harapkan untuk ayah dan bunda kami
Ya Allah...
Selamatkan mereka ya Robb...
Jika mereka masih hidup
Kami hanya memohon ya Allah....
Panjangkan umur taat mereka...
Umur ibadah mereka...
Jangan susahkan mereka dalam kehidupan ini...
Karena mereka sudah susah mengasuh kami...membesarkan kami...
Jangan biarkan kami membuat hati mereka luka
Bahkan air mata mengalir dari mata mereka
Ya Allah...ya Rohman...
Untuk mereka ...ayah bunda kami yang sudah berada di dalam kuburnya
Kami memohon kepada Engkau..
Jangan siksa ya Allah..
Jangan di Azab...
Jadikan kuburnya taman-taman syurga
Berikan harum-haruman syurga di dalam kuburnya
Jadikan setiap amal baiknya adalah sahabat di dalam kuburnya
Kami menjadi saksi ya Allah ....
Bahwa mereka adalah orang yang luar biasa
Dalam kehidupan kami
Ya Robi...!
Jikalau nanti ya Alllah...
Engkau betul-betul selamatkan kami,
Kami hanya ingin engkau pertemukan kami
Dengan kedua orang tua kami lagi...
Rindu... ya Robb...
Rindu hati...
Menatap wajahnya...
Mendengar suaranya....
Rindu dengan kehangatan pelukannya
Ya Allah .... ya Robbana ...
Syurga itu tidak akan indah tanpa kedua orang tua kami
Syurga itu tidak akan betah tanpa mereka ya Robb...
Mereka itu membuat kami seperti ini...
Mereka yang telah menjadikan kami bermanfaat dalam kehidupan..
Maka Ya Robbana....
Jangan biarkan kami ...terpisah ...
Jangan biarkan kami tidak bisa melihat lagi
Wajah ke duanya Ya Allah...
Ya Allah Ya Robbana ........
Selamatkan mereka.....
Selamatkan mereka ......
Selamatkan mereka ......

Mengoptimalkan Peran Tripusat Pendidikan (Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat)

Hai Selamat Datang Sobat SD Nusa. Bapak/Ibu Guru serta teman-teman Guru Muda Indonesia. Selamat Membaca Tulisan-tulisan kami ya!


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Perkembangan peserta didik pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni keturunan, lingkungan proses perkembangan dan anugerah. Faktor lingkungan terdapat peranan tripusat pendidikan (Lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat) yang saling berhubungan baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama.
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali, mustahil suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup mereka. Sedangkan pendidikan itu sendiri tidak hanya dapat dilakukan di lingkungan keluarga saja, melainkan pada tiga lingkungan pendidikan yaitu : lingkungan pendidikan keluarga (pendidikan informal), sekolah (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan non formal). Jadi baik buruknya akhlak seseorang dan tinggi rendahnya kecakapan atau keahlian seseorang dipengaruhi oleh tiga lingkungan pendidikan tersebut, yang mana ketiga lingkungan tersebut terkenal dengan istilah Tripusat Pendidikan.
Keberadaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terus menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan yang sangat pesat itu perlu dicermati dan dibina agar jelas arahnya. Masyarakat perlu dikenalkan dengan program-program yang ada pada PAUD baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudatul Athfal (RA). Di jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain, dan jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga. Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan tanggungjawab bersama antara rumah, sekolah atau lembaga pendidikan formal atau nonformal, dan masyarakat.  Sinergisitas dari tripusat pendidikan (sekolah, masyarakat, dan keluarga) akan mewujudkan pendidikan yang serasi dan harmonis, sehingga dapat mengembangkan potensi anak secara maksimal yang kelak pada nantinya mampu mengemban cita-cita bangsa di era global. 
Taman kanak-kanak Islam Kauman (TK Islam Kauman) dalam pelaksanaan program pendidikannya selalu berupaya menyatu dengan masyarakat dan orang tua peserta didik. Program-program yang ada merupakan hasil dari serapan aspirasi masyarakat dan orangtua peserta didik sehingga saat sekolah ingin melaksanakan program tersebut sudah tidak lagi menemui hambatan yang berarti. Program yang ada di sekolah dapat berjalan dengan baik sehingga sekolah dapat dengan mudah mengembangkan potensi peserta didik. Namun, sinergisitas komponen-komponen pendidikan yang ada perlu dilaksanakan secara berkelanjutan/ Saat ini hal yang masih menjadi kekurangannya adalah komitmen segenap komponen itu yang harus terus digiatkan.




B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut ada beberapa masalah yang perlu menjadi perhatian. Hal tersebut kemudian dirumuskan dalam rumusan masalah sebagai berikut:
1.  Apa pengertian Tripusat pendidikan?
2.  Bagaimana sinergi peran tripusat pendidikan pada pendidikan anak usia dini?
3.  Bagaimana pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.  Mengetahui pengertian tripusat pendidikan.
2.   Mengetahui sinergi peran tripusat pendidikan [ada pendidikan anak usia dini.
3.  Mengetahui pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik.







BAB 2
KAJIAN TOERI
2.1 Pengertian Tripusat Pendidikan
Perkembangan peserta didik selalu akan menerima pengaruh dari tiga lingkungan pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Peserta  didik  usia dini secara tetap hidup didalam lingkungan masyarakat tertentu di tempat ia mengalami pendidikan. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat sehingga pendidikan pada jenjang usia dini merupakan tanggungjawab bersama antara rumah, sekolah dan masyarakat yang kemudian disebut tripusat pendidikan.
Tripusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Menurut Ki Hajar Dewantoro mengemukakan sistem Tri Centra dengan menyatakan : “ didalam hidupnya anak-anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yaitu alam keluarga, alam perguruan dan alam pergerakan pemuda”. Dari pendapat tersebut itu, kini lahir istilah Tripusat pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003, yang meliputi :
2.1.1     Pendidikan Keluarga
Pendidikan keluarga merupakan pusat pendidikan yang penting dan menentukan, karena tugas pendidikan adalah mencari cara membantu orang tua dalam keluarga agar dapat mendidik anak-anaknya dengan optimal. Keluarga membina dan mengembangkan perasaan social anak seperti hidup sehat, menghargai kebenaran, tenggang rasa, menolong orang lain, hidup damai. Lingkungan keluarga selain sebagai tempat dasar penanaman dasar pendidikan karakter juga pendidikan sosial.
2.1.2     Pendidikan Sekolah
Sekolah merupakan sarana yang secara sengaja dirancang untuk melaksanakan pendidikan. Semakin maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses pembangunan masyarakat, Pembangunan nasional di bidang pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam  mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur, serta memungkinkan para warganya mengembangkan diri baik berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun rohaniah berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
2.1.3     Pendidikan Masyarakat
Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan (jalur sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan; 2) Lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial di masyarakat baik langsung maupun tidak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif; 3) Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun yang dimanfaatkan. Manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya, untuk meningkatkan kualitas dirinya. Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat tergantung pada perkembangan dari masyarakat itu beserta sumber-sumber belajar yang tersedia di masyarakat.
Untuk melaksanakan kebijakan nasional, salah satu alternatif yang dpat dilakukan sekolah adalah secara bertahap mengembangkan sekolah menjadi suatu tempat pusat latihan (training centre) manusia Indonesia di masa depan. Dengan kata lain, sekolah sebagai pusat pendidikan yaitu sekolah yang mencerminkan masyarakat yang maju karena pemanfaatan secara optimal IPTEK tapi  tetap berpijak pada ciri keindonesiaan. Dengan demikian, pendidikan di sekolah seyogiannya secara seimbang dan serasi menjamah aspek pembudayaan, penguasaan pengetahuan, dan pemilikan ketrampilan peserta didik. Tiga tempat pergaulan atau lembaga pendidikan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membentuk kepribadian serta tingkah laku anak.

2.2 Sinergi Peran Tripusat Pendidikan
Perkembangan kepribadian anak dalam tripusat pendidikan. Telah dapat dimaklumi bersama bahwa seluruh pendidikan manusia dapat berlangsung dalam tri pusat pendidikan, yaitu di rumah atau dalam keluarga, di sekolah atau lembaga pendidikan formal, dan di masyarakat atau pendidikan nonformal, yang penjelasannya sebagai berikut :
2.2.1     Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Di rumah atau di dalam keluarga, anak berinteraksi dengan orang tua ( atau pengganti orang tua ) dan segenap anggota lainnya. Ia memperoleh pendidikan informal berupa pembentukan pembiasaan-pembiasaan, seperti cara makan, tidur, bangun pagi, gosok gigi, mandi, berpakaian, tata krama, sopan santun, religi dan lain sebagainya. Pendidikan informal dalam keluarga akan banyak membantu dalam meletakkan dasar pembentukan kepribadian anak. Misalnya, sikap religius, disiplin, lembut atau kasar, rapi atau rajin, penghemat atau pemboros dan sebagainya.
Pendidikan keluarga berfungsi:
a.  Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak
b.  Menjamin kehidupan emosional anak
c.   Menanamkan dasar pendidikan moral
d.  Memberikan dasar pendidikan sosial
e.  Meletakkan dasar-dasar pendidikan agama bagi anak-anak.
2.2.2 Sekolah
Tugas mendidik tidak seluruhnya  menjadi tanggungjawab orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan.Tugas tersebut perlu dibantu oleh orang yang memiliki keahlian profesi pada bidangnya, oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.
Di sekolah anak berinteraksi dengan guru-guru (pengajar) beserta bahan-bahan pendidikan dan pengajaran, teman-teman peserta didik lainnya, serta pegawai-pegawai tata usaha. Ia memperoleh pendidikan formal (terprogram dan terjabarkan dengan tetap) di sekolah berupa pembentukan nilai-nilai pengetahuan, keterampilan, dan sikap terhadap bidang studi mata pelajaran. Akibat bersosialisasi dengan pendidikan formal, terbentuklah kepribadiannya untuk tekun dan rajin belajar disertai keinginan untuk meraih cita-cita akademis yang setinggi-tingginya.
Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama mereka  diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya sebagai berikut: Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik. Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.Di sekolah sifatnya mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan.Di sekolah diberikan pelajaran etika, keagamaan, estetika, serta anak diajarkan untuk membedakan benar-salah, baik dan buruk.
2.2.3     Masyarakat
Didalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diartikan bahwa masyarakat adalah pergaulan hidup manusia atau perkumpulan orang yang hidup bersama disuatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu yang membuat warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai suatu kelompok serta saling membutuhkan.
Dalam konteks pendidikan, masyarakat merupakan lingkungan keluarga dan sekolah. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini, telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu setelah lepas dari asuhan keluarga dan berada di luar dari pendidikan sekolah. Dengan demikian, berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas. Di masyarakat, anak berinteraksi dengan seluruh anggota masyarakat yang beraneka macam, seperti orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa.Ia memperoleh pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah berupa berbagai pengalaman hidup. Agar masyarakat dapat melanjutkan eksistensinya, kepada generasi muda harus diteruskan atau diwariskan nilai-nilai, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan bentuk-bentuk kelakuan lainnya. Dalam pendidikan nonformal, kepribadian seseorang dapat tumbuh dan berkembang sesuai situasi dan kondisi yang dilandasi sikap yang selektif berdasarkan rasio, idealisme, dan falsafah hidupnya.Pada umumnya, kepribadian seseorang terbentuk melalui pendidikan.Maka kepribadian pada hakikatnya adalah gejala sosial.Kepribadian individu bertalian erat dengan kebudayaan lingkungannya. Misalnya, individu yang hidup dalam lingkungan orang-orang berpendidikan ( akademisi ) cenderung suka belajar. Individu yang hidup di lingkungan yang religius, cenderung menjadi orang yang tekun beribadah. Kita selalu cermat dalam memilih lingkungan hidup, atau sebagai orangtua, guru, atau pemimpin masyarakat agar cermat menciptakan lingkungan sosial yang menguntungkan perkembangan individu (Gunawan, 2000 : 57-59 ).

2.3     Pengaruh timbal balik antara tripusat pendidikan terhadap perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik, seperti juga tumbuh-kembang anak pada umumnya dipengaruhi oleh berbagai faktor yakni hereditas, lingkungan, proses perkembangan, dan anugerah. Khusus untuk faktor lingkungan, peranan tripusat pendidikan itulah yang paling menentukan, baik secara sendiri-sendiri ataupun secara bersama-sama. Setiap pusat pendidikan dapat berpeluang memberikan kontribusi yang besar dalam ketiga kegiatan pendidikan, yakni:
a.  Pembimbingan dalam upaya pemantapan pribadi yang berbudaya
b.  Pengajaran dalam upaya penguasaan pengetahuan
c.   Pelatihan dalam upaya pemahiran keterampilan.
Kontribusi itu akan berada bukan hanya antar individu, tetapi juga faktor pusat pendidikan itu sendiri yang bervariasi di seluruh wilayah Nusantara. Namun kecenderungan umum, utamanya pada masyarakat modern, kontribusi keluarga pada aspek penguasaan pengetahuan dan pemahiran keterampilan makin mengecil dibandingkan dengan kontribusi sekolah dan masyarakat.
Setiap pusat pendidikan perlu ditingkatkan kontribusinya terhadap perkembangan peserta didik, keserasian antara kotribusi itu, serta kerjasama yang erat dan harmonis antara tripusat tersebut. Dengan kontribusi pusat pendidikan yang saling memperkuat dan melengkapi itu akan memberi peluang mewujudkan sumber manusia terdidik yang bermutu.
BAB 3
PEMBAHASAN
Mengoptimalisasikan Peran Tripusat Pendidikan di TK Islam Kauman
Tripusat pendidikan menggambarkan lingkungan pendidikan yang ada disekitar yang mempengaruhi perilaku peserta didik. Lingkungan itu yakni Pendidikan Keluarga, Pendidikan Sekolah dan pendidikan masyarakat. Pendidikan keluarga adalah sebagai peletak dasar pendidikan anak. Pendidikan di sekolah sebagai pendamping dalam pendidikan keluarga, dan pendidikan masyarakat sebagai pelengkap  pendidika  anak dalam keluarga dan sekolah.
Pendidikan keluarga atau pendidikan informal, terjadi di kehidupan sehari-hari didalam keluarga terdekat. Orang tua mengenalkan nama-nama benda dan cara mengucapkan dengan benar misalnya. Pada prinsipnya pendidikan dalam keluarga adalah membantu anak bagaimana belajar. Pendidikan keluarga berlangsung alami sehingga apabila keluarga memiliki suasana yang baik bagi perkembangan belajar anak maka akan berhasil tahapan perkembangan sang anak begitupun sebaliknya apabila keadaan keluarga tidak kondusif dapat menghambat tahpan perkembangan anak.
Pendidikan sekolah adalah jalur yang lebih terstruktur dan berjenjang. Sekolah menjadi tempat pemupukan pengetahuan keterampilan dan sikap untuk mewujudkan segenap potensi yang ada dalam diri peserta didik. TK Islam Kauman menjadi bagian dari lingkungan pendidikan sekolah tentu saja memiliki tanggung-jawab untuk menumbuhkan potensi peserta didik, mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didiknya. Sekolah mewujudkannya dalam program kegiatan sekolah yang sudah disusun berdasarkan visi-misi sekolah. Beberapa program kegiatan yang ada di sekolah adalah sebagai berikut:
Membiasakan sikap mandiri dan disiplin dimulai dengan berlatih nilai dan sikap yang menjadi tanggungjawabnya. Sekolah sudah mulai mengenalkan anak tugas-tugas pribadinya dirumah.

Gambar  Pendidikan masyarakat atau pendidikan non formal juga tidak dapat dikesampingan dari pendidikan keluarga dan sekolah. Tatanan kehidupan social dan jenis-jenis kebudayaan tentu saja berkembang dimasyarakat, sedangkan keluarga dan sekolah berada di dalam masyarakat. Sehingga, keluarga dan sekolah tentu harus mendukung nilai-nilai dan perkembangan yang ada dimasyarakat yang tentu tujuannya adalah agar yang diperoleh peserta didik dapat diterapkan sesuai dengan situasi masyarakat. Beberapa kegiatan di TK Islam kauman yang melibatkan masyarakat dalam pembelajaran adalah sebagai berikut.

Masyarakat adalah sumber belajar yang nyata memberikan pengetahuan dan keterampilan yang bermakna.


BAB IV
PENUTUP

A.  Simpulan
Tripusat pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat.Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialamai oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik., Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan.Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah.Di masyarakat, anak berinteraksi dengan seluruh anggota masyarakat yang beraneka macam, seperti orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa.

B. Saran
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali, mustahil suatu kelompok manusia dapat berkembang sejalan dengan aspirasi ( cita-cita ) untuk maju, sejahtera dan bahagia. Maka dari itu kami mengharapkan kepada pembaca agar tetap berpendidikan baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
DEPDIKNAS. 2003. Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003. Jakarta
Muhammad Rifa’i. Sosiologi Pendidikan. Cet. I; Jogjakarta : AR-Ruzz Media,       2011.
Ary H. Gunawan. Sosiologi Pendidikan. Cet. I; Jakarta : PT Rineka Cipta, 2000.